15 Juni 2011

Kapolda NTT Akui Tidak Ada Pergerakan NII di NTT

* Terus Lakukan Penyelidikan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Yoris Yance Worang mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi adanya pergerakan paham Negara Islam Indonesia (NII) di Provinsi NTT. Karena itu dia meminta agar tidak terlalu memainkan isu keberadaan NII di NTT karena akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Hal itu dikatakan Brigjen Yoris Yance Worang menjawab wartawan usai pengresmian Satuan Kepolisian Air (Satpol Air) Polres Ende dan Polres Manggarai di kompleks Pelabuhan Ipi Ende, Kamis (9/6). Kapolda Yoris Yance Worang mengatakan, terkait adanya informasi adanya perekrutan dan pemberangkatan sejumlah remaja di Flores oleh Pondok Pesantren Al Zaitun baru diketahuinya dan akan didalami terlebih dahulu informasi tersebut.

Dia bahkan meminta media untuk tidak terlalu mempertanyakan soal pergerakan NII di NTT karena hal itu justru akan membuat masyarakat di NTT menjadi resah. Informasi yang berkembang seperti itu nantinya akan didalami. Kapolda juga meminta kepada media untuk tidak memainkan isu itu jika belum memiliki data-data yang akurat karena akan meresahkan masyarakat.

Ditanya adanya keterangan yang disampaikan oleh Komandan Kodim 1602 Ende, Letkol Inf. Frans Thomas soal adanya perekrutan dan pemberangkatan 37 dari 40 orang yang direkrut oleh agen Al Zaitun di Ende, Ngada dan Nagekeo, Kapolda Yoris Yance Worang meminta media untuk tidak mempertentangkan pendapat para pejabat. “Tolong kita ada kode etik,” katanya.

Namun dari informasinyang ada, lanjutnya, akan dilakukan pendalaman. Saat ini, kata dia yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan dan mengingatkan kepada masyarakat bahwa informasi yang berkemabng tidak benar karena hingga saat ini belum ada pergerakan NII di NTT.

Wakil Bupati Ende, Haji Achmad Mochdar mengatakan, informasi perekrutan dan pengiriman sejumlah remaja asal Ende, Nagekeo dan Ngada yang disampaikan oleh Dandim 1602 Ende tentunya merupakan hasil kerja intelijen TNI. Namun sejauh ini, kata Wabub Mochdar, belum ada sinyal yang diterima pemerintah dari Kementerian Agama yang menyatakan bahwa Pondok Pesantren Al Zaitun yang menyiapkan kader-kader NII. Kementerian Agama hanya menyatakan bahwa sistem kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional berbasis Panbcasila. Pemerintah, lanjutnya akan berkoordinasi dengan kementerian untuk mendapatkan kepastian seperti apa keberadaan Pondok Pesantren Al Zaitun tersebut.

Pemerintah, lanjut Wabub Mochdar juga telah mengeluarkan surat himbauan kepada masyarakat melalui para camat dan kepala desa. Himbauan itu dibuat agar masyarakat waspada dan berhati-hati dalam menghadapi situasi dan kondisi agar jangan sampai terjebak dalam hal-hal yang tidak benar. “kita hanya himbau kalau benar Pondok Pesantren Al Zaitun menyiapkan kader untuk NII agar dicegah terutama anak-anak yang akan datang ke sana. Kita patut waspada karena tekad kita NKRI harga mati,” kata Wabub Mochdar.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 40 lulusan SMA/MA tahun ajaran 2011 telah direkrut untuk mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaitun, yang beberapa hari terakhir santer diberitakan sebagai tempat munculnya paham Negara Islam Indonesia (NII). Empat puluh anak tamatan SMA/MA ini direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton dengan modus mengikuti pendidikan secara gratis di Ponpes Al Zaitun di Pulau Jawa. Ponpes Al Zaitun, dalam kasus ini, disinyalir hanya digunakan sebagai topeng NII untuk merekrut anggota di Flores.

Dari 40 orang yang direkrut, tiga orang di antaranyta batal berangkat dan menarik diri setelah mengikuti pemberitaan di media bahwa peserta yang direkrut akan dihipnotis dan dicuci otaknya untuk didoktrin ajaran dan paham NII. Tiga orang yang batal berangkat tersebut satu berasal dari Nangapanda, Kabupaten Ende, dan dua lainnya berasal dari Kabupaten Ngada.

Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Letkol Inf. Frans Thomas mengatakan hal itu di ruang kerjanya, Rabu (8/6). Frans Thomas mengatakan, setelah dilakukan pengecekan di lokasinya, keberadaan Ponpes AL Zaitun ternyata mengajarkan kurikulum nasional dan tidak bertentangan dengan Pancasila. Namun, diduga Al Zaitun merupakan agen dari NII dan mereka melakukan perekrutan remaja yang baru tamat SMA/MA untuk diberangkatkan.

Amir Usman dan Amir Anton yang melakukan perekrutan dan langsung kembali ke Al Zaitun bersama para remaja yang telah direkrut tersebut. Dari upaya perekrutan yang mereka lakukan di Ende, Ngada dan Nagekeo, keduanya berhasil merekrut sebanyak 40 orang dan berhasil diberangkatkan sebanyak 37 orang. Tiga orang yang tidak berhasil dibawa ke Al Zaitun ini yang setelah ditelusuri mengakui mereka direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton.

Selain Amir Usman dan Amir Anton, ada satu orang lagi yang menetap di Ende, yang ditugaskan juga untuk melakukan perekrutan. Oknum yang saat ini sedang dan terus diselidiki itu, kata Frans Thomas, diidentifikasi saat ini tinggal di Perumnas dan sehari-hari bekerja sebagai penjual kerupuk.

Menurutnya, hal seperti ini harus disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, agar masyarakat lebih waspada dan melakukan pencegahan dini. Yang dikhawatirkan dari keberadaan NII, lanjutnya, bukan soal ajaran agamanya, melainkan ideologinya yang bertentangan dengan Pancasila. Kondisi seperti itu, lanjut Frans thomas, perlu ditangkap dan dicegah untuk tidak menimbulkan kerawanan di kemudian hari. “Intinya sekarang adalah perkuat toleransi, sebab toleransi kuat yang bisa menjaga perasaan orang lain. Jadi toleransi dan kerukunan harus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Frans Thomas.

Satpol Air Polres Ende Resmi Dioperasikan

· Diresmikan Bersama Satpol Air Polres Manggarai

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Satuan Kepolisian Air (Satpol Air) Polres Ende resmi mulai beroperasi setelah diresmikan oleh Kepala Kepolisian daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Yoris Yance Worang. Pengresmian Satpol Air Polres Ende ini dilakukan bersamaan dengan Satpol Air Polres Manggarai.

Kapolda NTT, Brigjen Yoris Yance Worang pada kesempatan pengresmian, Kamis (9/6) mengatakan, perairan di wilayah NTT sering dihadapkan dengan tindakan-tindakan kejahatan di perairan yang menjadi wilayah kerja Polres setempat. Pengoperasian Satpol Air Polres Ende dan Manggarai ini merupakan bukti nyata upaya menanggulangi ancaman kejahatan yang sering terjadi di perairan. Ini juga merupakan upaya Polri dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di perairan Polres masing-masing.

Langkah yang dilakukan itu juga merupakan perwujudan tugas Polri memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan rasa aman, nyaman dalam menjalankan aktifitas sehari-hari agar dapat berjalan lebih baik. Situasi kemanan dan ketertiban masyarakat, lanjutnya masih diwarnai ancaman antara lain penangkapan ikan menggunakan bom, ilegal fishing dan pencemaran laut di periran Indonesia yang mencemarkan nama baik Indonesia di mata Internasional.

Semua itu, lanjutnya harus dihadapi satpol Air dan membawa beban berat dalam tugas guna memelihara keamanan danketertiban masyarakat sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Polres Ende dan Polres Manggarai, kata dia dengan pengoperasian satpol Air ini diharapkan agar pelayanan kepolisian semakin meningkat dan memaksimalkan satuan ini agar situasi tetap aman dan kondusif. “Tunjukan bahwa kehadiran satuan ini berdampak positif,” katanya.

Dia berharap, dukungan seluruh masyarakat agar Satpol Air baik di Ende dan Manggarai dapat menjalankan tugas dengan baik dan dapat meningkatkan tugas operasionalnya. “Saya yakin masyarakat tidak memandang pada siapa anggota Polri tetapi pandang partisipasinya untuk institusi Polri yang bantu penegakan hukum dan pengatyoman untuk menjaga situasi kamtibmas,” kata Yoris Yance Worang.

Pengresmian Satpol Air Polres Ende dan Ngada ditandai dengan pembukaan selubung papan nama Satpol Air Polres Ende disaksikan Wakil Bupati Ende, Haji Acmhad Mochdar, Dandim 1602 Ende, Letkol Inf Frans Thomas, Kepala Kejaksaan Negeri Ende, Asiadi, Kapolres Ende, AKBP Darmawan Sunarko. Usai penarikan selubung, kapolda menandatangani prasasti dan menggunting pita kantor satpol Air Polres Ende di kompleks Pelabuhan Ipi.

Dekatkan Diri dengan Masyarakat, Gelar BRI Peduli Pasar Rakyat

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

· Pemerintah Daerah Dukung Langkah BRI

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat dan nasabah, BRI Cabang Ende menggelar BRI peduli pasar rakyat. Kegiatan ini juga dalam rangka pembukaan Teras BRI di Pasar Mbongawani pada bulan Agustus 2011 mendatang.

Pimpinan Cabang BRI Cabang Ende, Tri Handono pada acara BRI peduli pasar rakyat di Pasar Mbongawani, Kamis (9/6) mengatakan, kegiatan BRI peduli pasar rakyat ini sudah dilaksanakan sejak tanggal 6 Juni-10 Juni. Kegiatan yang dipusatkan di Pasar Mbongawani ini bertujuan untuk mendekatkan ditri kepada nasabah maupun calon nasabah yang berada di pasar juga. Kegiatan ini, lanjut Tri Handono juga bertujuan untuk mensosialisasikan produk-produk perbankan yang ada di BRI agar dapat dimanfaatkan para pedagang pasar.

Kegiatan ini, lanjutnya juga merupakan langkah penjajakan BRI dalam rencanaya membentuk Teras BRI di tengah pasar Mbongawani yang menurut rencana dioperasionalkan pada bulan Agustus mendatang. Pembukaan Teras BRI, kata Tri Handono adalah untuk mendekatkan diri dengan nasabah pedagang di pasar ehingga para pedagang tidak perlu mendatangi bank namun para petugas BRI yang mendatangi para pedagang sehingga pedagang tidak perlu meninggalkan jualannya untuk mendatangi kantor BRI.

Tri Handono mengatakan, pada akhir tahun 2010, BRI Cabang Edne telah mampu menghimpun dana dari masyarakat sebesar Rp257 miliar. Dari jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat ini, Rp249 miliar disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit. Kondisi ini menunjukan bahwa 97 persen dana masyarakat dimanfaatkan di Ende dan tidak dibawa keluar daerah.

Keberadaan BRI di Kabupaten Ende, lanjut Tri Handono telah ikut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi. Dengan berbagai produk dan menwarkan sejumlah kemudahan dalam pelayanan dapat dimanfaatkan dengan berbagai keuntungan dan kemudahan.

Wakil Bupati Ende, Haji Achmad Mochdar mengatakan, Pemerintah Kabupaten Ende senantiasa mendukung program dan kegiatan yang dilakukan perbankan sebagaimana yang dilakukan BRI dengan kegiatan BRI peduli pasar rakyat. BRI, kata Wabub Mochdar telah berbuat banyak untuk masyarakat dan daerah dan hal itu harus diakui. Kehidupan ekonomi dan pembangunan kemasyarakatan juga sangat bergantung pada kegiatan perbankan.

Apalagi, kata Wabub Mochdar BRI hingga tahun 2010 sudah berhasil menghimpun Rp257 miliar dana dari masyarakat dan semuanya disalurkan kembali kepada masyarakat. Hal itu, sangat membantu masyarakat. Karena itu, masyarakat juga harus bisa memberikan dukungan kepada BRI dengan menjadi nasabah. Masyarakat, lanjutnya saat ini sudah berkreatif dalam usaha. Namun, keterbatasan dan kendala masih pada modal. Kekhawatiran selama ini adalah upaya rentenir yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi dan hal itu sangat menjerat masyarakat.

Karena itu, dengan kemudahan yang ditawarkan dengan adanya program kredit usaha rakyat (KUR) dihimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkannya. Apalagi, mulai bulan Agustus mendatang akan dibuka Teras BRI maka hendaknay dapat dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat.

Pada kegiatan ini, pihak BRI juga menyerahkan secara simbolis kredit usaha rakyat bagi enam orang nasabah. Jenis kredit yang diberikan masing-masing KUR Ritel yang diberikan kepada Fahri Bahsuan dan Kanisius Karolus Seda, KUR Mikro kepada Endang Sri Rejeki, Elisabeth Egi dan Thamrin Umar sedangkan untuk Kupedes diberikan kepada Sulaiman Jafar.

Fahri Bahsuan, salah satu penerima KUR Ritel mengatakan, sangat berterima kasih kepada BRI yang memberikan kemudahan kredit kepada masyarakat. Sebagai penerima kredit, ini merupakan kali yang kedua. Kredit yang dia terima untuk membiayai usahanya dan sejauh ini berjalan cukup bagus baik usahanya maupun pengembalian kreditnya. Dengan penambahan modal pinjaman dari BRI ini dia berharap usahanya semakin baik di waktu mendatang.

Dikatakan, dia memilih BRI karena BRI menwarkan sejumlah kemudahan. Proses kreditnya juga tidak berbelit-belit dan sangat cepat. Apalagi, bunga yang ditawarkan juga kecil.

Ponpes Al Zaitun Rekrut 40 Orang di Ende, Ngada dan Nagekeo

· 37 Orang Sudah Diberangkatkan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Sebanyak 40 orang lulusan SMA/MA tahun ajaran 2011 telah direkrut untuk mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaitun yang beberapa hari terakhir santer diberitakan merupakan tempat munculnya paham Negara Islam Indonesia (NII). 40 anak tamatan SMA/MA ini direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton dengan modus mengikuti pendidikan secara gratis di Ponpes Al Zaitun di Pulau Jawa. Ponpes Al Zaitun dalam kasus ini disinyalir hanya digunakan sebagai topeng NII untuk merekrut anggota di Flores.

Dari 40 orang yang direkrut, tiga orang diantaranyta batal berangka dan menarik diri setelah mengikuti pemberitaan di media bahwa peserta yang direkrut akan dihipnotis dan dicuci otaknya untuk didoktrin ajaran dan paham NII. Tiga orang yang batal berangkat tersebut satu berasal dari Nangapanda Kabupaten Ende dan dua lainnya berasal dari Kabupaten Ngada.

Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Letkol Inf. Frans Thomas mengatakan hal itu di ruang kerjanya, Rabu (8/6). Frans Thomas mengatakan, keberadaan Ponpes AL Zaitun setelah dilakukan pengecekan di lokasinya ternyata mengajarkan kurikulum nasional dan tidak bertentangan dengan Pancasila. Namun diduga, Al Zaitun merupakan agen dari NII dan mereka melakukan perekrutan remaja yang baru tamat SMA/MA untuk diberangkatkan.

Amir Usman dan Amir Anton yang melakukan perekrutan dan langsung kembali ke Al Zaitun bersama para remaja yang telah direkrut tersebut. Dari upaya perekrutan yang mereka lakukan di Ende, Ngada dan Nagekeo, keduanya berhasil merekrut sebanyak 40 orang dan berhasil diberangkatkan sebanyak 37 orang. Tiga orang yang tidak berhasil dibawa ke Al Zaitun ini yang setelah ditelusuri mengakui mereka direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton.

Selain Amir Usman dan Amir Anton, ada sati orang lagi yang menetap di Ende yang ditugaskan juga untuk melakukan perekrutan. Oknum yang saat ini sedang dan terus diselidiki itu, kata Frans Thomas diidentifikasi saat ini tinggal di Perumnas dan sehari-hari bekerja sebagai penjual kerupuk.

Menurutnya, hal seperti ini harus disampaikan secara terbuka kepada masyarakat bukan untuk membuat masyarakat khawatir namun agar masyarakat lebih waspada dan melakukan pencegahan dini. Keberadaan NII, lanjutnya yang dikhawatirkan bukan soal ajaran agamanya. Namun yang dilawan adalah ideologinya yang bertentangan dengan Pancasila. Kondisi seperti itu, lanjut Frans thomas perlu ditangkap dan dicegah untuk tidak menimbulkan kerawanan di kemudian hari. “Inti sekarang adalah perkuat toleransi agar kalau toleransi kuat bisa menjaga perasaan orang lain. Jadi toleransi dan kerukunan harus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Frans Thomas.

Wakil Ketua DPRD Ende, Haji M Anwar Liga mengatakan, berdasarkan data-data yang dibeberkan aparat keamanan jika sudah ada perekrutan hingga 40 remaja maka hal ini harus menjadi perhatian serius semua pihak yang ada di kabupaten terutama pemuka agama. Dikatakan, memanfaatkan tameng Ponpes Al Zaitun patut disayangkan. Namun untuk itu, perlu dilakukan pengecekan jika dalam pengajarannya bertentangan dengan kaidah agama dan Pancasila maka patut diwaspadai dan dicegah dan bila perlu dihentikan proses perekrutan itu.

Haji Anwar Liga mengatakan, orangtua dan keluarga yang mempunyai anak remaja diminta untuk waspada dan selalu mengawasi anak-anak mereka. Hal itu, kata dia perlu dilakukan agar anak-anak remaja tidak terpengaruh ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran Al Qur’an dan Haditz Nabi. “Kalau benar ajarannya keluar dari Al Gur’an dan Haditz Nabi maka harus ditolak. Harus diingat bahwa hanya Al Qur’an dan Haditz Nabi yang menjadi pegangan,” kata Haji Anwar Liga.

Yakinkan Calon Mantu, Antonius Mengaku Intel Kodim

· Tidak Ada yang Dirugikan maka Bukan Tindak Pidana

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Antonius (35), seorang pemuda pengangguran yang berasal dari Ropa Kecamatan Maurole Kabupaten Ende bersepakat dengan kekasihnya Yuliandra Tonggoya (23) untuk mengaku di hadapan kedua orangtua Yuliandra tonggoya bahwa Antonius adalah seorang intel Kodim. Kesepakatan itu terpaksa dilakukan untuk meyakinkan orangtua Yuliandra yang tidak merestui hubungan mereka yang sudah berjalan selama lebih kurang satu tahun.

Hal itu dikatakan Kepala Kepolisian Resor Ende, AKBP Darmawan Sunarko saat ditemui disela-sela persiapan kunjungan Kapolda NTT untuk meresmikan Satpolair Ende di Pelabuhan Ipi, Rabu (8/6). Darmawan Sunarko yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Alexander Aplunggi mengatakan, terbongkarnya persoalan ini setelah orangtua Yuliandra melaporkan hal itu ke Polres Ende pada Selasa (7/6) malam. Polisi usai menerima laporan langsung bergerak ke Hotel Haji Mansur tempat Antonius dan Yuliandra menginap selama satu bulan terkahir.

Setelah dijemput dari hotel dan diambil keterangannya, kata Darmawan Sunarko, baik Antonius maupun Yuliandra sama-sama mengakui bahwa keduanya bersepakat untuk mengaku kepada orangtua Yuliandra bahwa Antonius adalah seorang intel Kodim. Hal itu menurut keduanya dilakukan agar orangtua Yuliandra mau merestui hubungan cinta keduanya yang kurang disetujui.

Dalam kasus ini, lanjutnya, Antonius hanya mengaku sebagai intel Kodim di hadapan orangtua Yuliandra. Keduanya juga sudah sama-sama dewasa dan membuat kesepakatan bersama tanpa merugikan pihak lain. Dia tidak memanfaatkan untuk perbuatan-perbuatan lain yang merugikan pihak lain atau untuk meminta uang kepada pihak lain. Karena itu, kata Darmawan dalam kasus yang dilaporkan orangtua Yuliandra ini tidak merupakan tindak pidana karena tidak ada pihak yang dirugikan.

Setelah mendalami laporan dan keterangan dari Antonius dan Yuliandra, katanya, Antonius sama sekali tidak melakukan tindak pidana yang merugikan pihak lain. Karena itu, Antonius kemduian dibebaskan pada Rabu (8/6) pagi sektiar pukul 07.00.

Komandan Kodim 1602 Ende, Letkol Inf Frans Thomas mengatakan, sebenarnya apa yang dilakukan oknum Antonius yang mengaku sebagai tentara dan intel Kodim jelas sudah merugikan intitusi TNI. Namun, karena perbuatannya hanya mengaku tanpa ada penggunaan atribut TNI seperti kartu tanda anggota (KTA) TNI dan atribut TNI lainnya maka perbuatannya masih dapat ditolerir. Apalagi, perbuatannya itu hanya untuk memuluskan perjuangannya meraih cinta dan restu dari orangtua pasangannya.

Hanya saja, kata Frans Thomas perbuatan seperti itu disesalkan karena membawa nama institusi TNI. Namun karena bukan merupakan perbuatan pidana maka menurutnya tidak perlu dipersoalkan. “Kalau nanti ada yang mengaku seperti itu harus tanya ada KTA apa tidak dan harus tanyakan identitasnya. Kalau ngaku sebagai intel tanya mana surat tugasnya,” kata Frans Thomas.

ITDM Flotim Unit Ende Naik tingkat Menjadi Cabang

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

· Tiga Korwil Naik Status Menjadi Unit

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Ikatan Tenaga Dalam Murni (ITDM) Flores Timur yang sejak tahun 1994 telah berkiprah di Kabupaten Ende hingga terbentuk Unit ITDM Flotim Ende akhirnya diresmikan kenaikan statusnya menjadi ITDM Flotim Cabang Ende. Sedangkan tiga koordinator wilayah masing-masing Korwil Watumite, Korwil Detusoko dan Korwil Welamosa dinaikan statusnya menjadi unit.

Pengresmian organisasi ITDM Flotim Cabang Ende dan tiga unit tersebut dirangkaikan dengan pelantikan pengurus cabang dan unit oleh Ketua Umum ITDM Flotim Frans K Atawuwur bertempat di aula Mgr. Abdon Longginus, Mautapaga, Senin (6/6). Usai acara pengresmian organisasi dan pelantikan pengurus dilanjutkan dengan misa syukur dipimpin Pater Niko Medes Mere, SVD. Acara dihadiri seluruh pengurus, anggota dan simpatisan ITDM Cabang Ende dan tiga unit yang ada di bawah ITDM Flotim Cabang Ende.

Pater Niko Medes dalam khotbahnya mengatakan, momen pengresmian organisasi dan pelantikan pengurus ITDM Flotim Cabang Ende merupakan momen yang baik untuk menyatakan tekad pribadi dan organisasi untuk menjalinn ikatan yang dibangun sesuai visi misi dan janji jabatan. Dalam bacaan mengambarkan Philipus yang menyadari diri hanya sebagai saluran dan hamba Allah maka harus membuka diri. Buka diri untuk digunakan Allah kapa dan dimana saja dan dengan rahmat alternatif yang ada mewujudkan moralitas kristiani yang kokoh dengan cinta dan kasih kepada sesama.

Segala penyembuhan yang menanggungkan hanya dalam nama Allah dan semakin memeprteguh iman dan kecintaan kepada Allah bukan untuk mengumpulkan dan meraup kekayaan materil. Kemampuan alternatif yang dimiliki, kata Pater Niko Medes bukan berasal dari diri sendiri sehingga merasa diri hebat dan sok pahlawan. Ikatan ini, lanjutnya juga dibangun dalam iman maka harus diberi ruang dan waktu untuk memperdalam iman da kepercayaan kepada Tri Tunggal Mahakudus.

Pater dalam khotbahnya menceritakan tentang seorang penyihir yang ingin menjadi Katolik. Dalam perjalanan menuju gereja dia mendapati arakan penguburan orang mati. Lalu mendekati peti mati dan dengan kekuatan sihirnya dia menghidupkan anak muda yang mati. Penyihir lalu berjalan dan melihat orang miskin hanya dengan lima roti lalu dia mendekati dan memperbanyak roti bagi mereka. Dia juga berjalan di atas air. Karena merasa dia telah melakukan apa yang dilakukan Yesus dia mau masuk Katolik. “Mudah-mudahan tidak menjadi penyihir-penyihir baru tetapi harus dilaksanakan adalah mewartakan dan menghadirkan kuasa kasih Allah yang membebaskan dan menyelamatkan umat Allah,” kata Pater Niko Medes.

Ketua Umum ITDM Flotim, Frans K Atawuwur mengatakan, keberadaan ITDM Flotim di Ende merupakan momen bersejarah dan hadir sejak tahun 1994. Karena keyakinan bahwa roh kudus bekerja maka kian tahun semakin bertambah anggota hingga dibentuk ITDM Flotim Unit Ende dan kemudian ditingkatkan menjadi cabang. “Banyak tantangan tetapi karena punya niat luhur maka pasti ada jalan keluar dan bisa jalan dengan baik,” kata Atawuwur.

Dengan kehadiran ITDM Flotim, lanjutnya, semuanya bisa berkumpul dan memupuk kebersamaan dengan penuh rasa kekeluargaan. Pengurus yang baru dilantik merupakan perpanjangan tangan pengurus pusat dan dalam menjalankan tugas tetap mengacu pada AD/ART dan aturan pelaksanaannya. Dewan pengurus cabang dan unit juga diimbau untuk bisa memfungsikan seluruh seksi yang ada dan membagi tugas sesuai tupoksi dari seksi-seksi yang ada agar tidak ada yang hanya menjadi boneka atau lambang.

Anggota ITDM Flotim, kata Atawuwur tidak boleh sombong karena jika sombong akan mengakibatkan pembiasan tenaga dalam. Namun jika anggota ITDM Flotim semakin menghargai sesama maka pembiasan tenaga dalam akan semakin sempurna. Dia berharap dewan pengurus cabang dan unit yang ada dapat bekerja sesuai kemampuan agar dapat membina dan mengembangkan organisasi dan bisa berjalan dengan baik.

Ketua Dewan Pengurus Cabang ITDM Flotim Cabang Ende, Patrisius Riki Mukin melalui Wakil Ketua Siprianus Reda Lio mengatakan, anggota aktif ITDM Flotim saat ini sebanyak 888 orang dan simpatisan sebanyak 77 orang. Jumlah ini juga tersebar di tiga unit yakni Unit Watumite, Detusoko dan Unit Welamosa. Selama ini, kata Reda Lio, Ende masih berstatus unit dan tiga unit ini sebelumnya masih berstatus korwil. Dengan pengresmian ini maka naik status menjadi cabang dan korwil menjadi unit.

Keberadaan ITDM Flotim di Ende, kata dia sudah berjalan sejak tahun 1994 dan dengan melihat jumlah anggota yang ada maka perkembangannya cukup bagus. Bahkan, Ende dipercayakan untuk mendampingi tiga tempat lainnya yakni di Bajawa, Riung dan Sumba. Dalam kegiatannya, katanya, ITDM Flotim Ende melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap anggota dan simpatisan dan ini akan terus digalakan ke depan dan menjadi prioritas utama kegiatan. Selain itu, setiap hari Rabu rutin dilaksanakan kegiatan penyegaran di Akper Ende dan juga rencana kegiatan penerimaan anggota baru dan proses administrasinya untuk disahkan di Kalikasa Kabupaten Lembata.

Ketua Panitia, Hendrikus Mbira mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk semakin memantapkan organisasi, memasyarakatkan ITDM Flotim kepada masyarakat dan meng-ITDM-kan masyarakat. Keberadaan ITDM merupakan organisasi kemasyarakatan yang resmi dan setiap anggota yang bergabung ke ITDM Flotim bersifat sukarela dan tanpa paksaan dari pengurus dan anggota lainnya. Keberadaan ITDM Flotim untuk mewujudkan kebersamaan dan kekeluargaan diantara sesama anggota.