05 Mei 2011

BPBD dan ICITAP Gelar Pelatihan Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4
· * Asia Pasifik Rentan Terhadap Bencana
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Indonesia yang memiliki kondisi geogtrafis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana baik disebabkan faktor alam maupun non alam menimbulkan timbulnya korban jiwa. Juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dapat menghambat pembangunan nasional. Terhadap kondisi ini, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende bekerjasama dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat International Criminal Investigative Assistance Program (ICITAP) memandang perlu untuk menggelar kegiatan pelatihan standar sistem manajemen keadaan darurat.
Kegiatan pelatihan di Hotel Grand Wisata, Senin (2/5) ini menghadirkan tiga orang instruktur masing-masing, John A Mantanio, Koordinator Senior untuk Program Pengembangan Sistem Manajemen untuk ICITAP, Dana R Carrington, Instruktur Penegakan Hukum pada Pengembangan Sistem Manajemen ICITAP di Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan Damianus Bilo, Penasehat Teknis untuk Proyek Pemberantasan Perdagangan Manusia pada Kedutaan Besar AS di Jakarta.
John Montanio dalam pemaparan awalnya mengatakan, wilayah Asia Pasifik dan Asia tenggara khususnya merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bencana. Dalam setiap bencana gempa, selalu diikuti dengan ancaman tsunami. Diawal pemaparannya, John juga meminta semua peserta untuk menentukan permasalahan yang dihadapi selama ini dalam penanganan tangap darurat. Persoalan seperti kurangnya koordinasi antar instansi, kurangnya kemampuan sumberdaya manusia serta sejumlah persoalan lainnya menurutnya adalah persoalan yang sama yang dialami di setiap daerah dalam situasi tanggap darurat.
Sistem tanggap darurat ini, kata dia telah dikembangkan Pemadam Kebakaran Amerika sejak tahun 1966 yang kemudian terus dilakukan pembenahan. Hingga saat ini, kata John, ICITAP telah melakukan pelatihan sebanyak 65 kali dan semua hal yang diberikan sangat bermafaat dalam penanganan tanggap darurat.
Dalam penanganan situasi tanggap darurat, diperlukan adabya sistem komando pengendalian lapangan (KPL) untuk mnegelola kejadian darurat atau non darurat. Sistem KPL ini dapat digunakan dalam situasi besar maupun kecil. Sistem ini memiliki fleksibilitas internal yang cukup dan bisa berkembang atau menyusut sesuai kebutuhan. Karena itu menurutnya sistem ini sangat efektif dan efisien dari segi biaya.
Sistem KPL memiliki sejumlah bidang utama yang meliputi organisasi sistem KPL, fasilitas kejadian darurat, rencana kegiatan kejadian darurat, rentang kendali, tanggung jawab umum dan penerapan. Dalam penerapannya, diubutuhkan kepala KPL yang dapat membawahi sejumlah bagian.
Manajemen kejadian darurat, kata John, akan selalu melibatkan lima fungsi utamasatu orang kepala KPL dapat bertanggungjawab atas seluruh fungsi atau fungsi-fungsi tersebut dapat diwakili oleh suatu bagian utama dalam organisasi sistem KPL. Fungsi tersebut yakni fungsi komando, operasi, perencanaan, logistik dan keuangan/administrasi. Dalam keadaan apapun, kepala KPL memiliki tanggungjawab terhadap lima fungsi ini secara efektif dan aman. Menurutnya, seorang kepala KPL tidak dapt bekerja sendiri untuk semua unit tugas karena itu diperlukan pembagian peran. Dalam menempatkan orang yang menduduki posisi ini, John menyarankan untuk memilih orang terbaik untuk menempati posisi dimaksud.
Ketika kepala KPL meninggalkan tempat tugas, tanggungjawab harus diserahkan kepada deputi untuk menjalani tugas kepala KPL deputi dapat melaksanakan tugas yang diminta oleh kepala KPL, dan sebagai pengganti kepala KPL serta menjadi perwakilan ke instansi atau fungsi pendukung.
Dalam memudahkan fungsi koordinasi, kepala KPL juga dapat membentuk staf komando untuk beberapa tugas yakni petugas onformasi. Informasi ini menurutnya harus difokuskan pada satu titik untuk memudahkan dan tidak membingungkan. Petugas pengamanan keselamatan bertuags mengantisipasi, mendeteksi dan memperbaiki keadaan yang tidak aman serta menghentikan kegiatan yang tidak aman di luar lingkup rencana kegiatan kejadian darurat. Petugas penghubung melakukan tugas menemui dan menyambut perwakilan dan instansi luar, membawa mereka ke dalam organisasi kejadian darurat dan menyediakan laporan situasi dan rencana kegiatan kejadian darurat.
Selain itu dapa pula membentuk perwakilan kesatuan dan ditugaskan pada kejadian darurat oleh instansi dan diberi kewenangan untuk mengambil keputusan. Hal ii penting karena semakin menunda pengambilan keputusan akan tidak proaktif mengingat situasi akan selalu berubah dengan cepat. Asisten juga perlu ditunjuk dan yang ditunjuk menjadi asisten harus memiliki kemampuan teknis dan tanggungjawab di bawah jabatan utama. Asisten digunakan sebagai bawahan jabatan komando, khususnya petugas informasi dan petugas pengamanan keselamatan.
Dana R Carrington dalam materinya prinsip-prinsip dan fitur KPL mengatakan, manajemen sistem KPL terdapat lima fungsi yakni fungsi komando memili tanggungjawab terhadap semua kegiatan tanggap darurat dan membawahi seluruh personil yang melakukan tugas di lapangan. Fungsi prencanaan yakni mengumpulkan informasi dan membuat perencanaan kegiatan tanggap darurat. Fungsi logistik untuk memesan sumberdaya pendukung dalam pelaksanaan tanggap darurat. Fungsi keuangan/administrasi bertanggungjawab terhadap pembiayaan kegiatan tangap darurat.
Komando dalam menjalankan tuags mudah menimbulkan ide untuk tujuan objektif dan mudah dalam mengidentifikasi sumberdaya untuk mencapai tujuan. Kesulitan yang sering mencul adalah antara apa yang dicapai dengan siapa yang dimanfaatkan untuk emncapai tujuan itu.
Manajemen dalam kejadian darurat juga sangat diperlukan dan dibutuhkan keijakan, sasaran kejadian darurat, strategi, taktik untuk mencapai keberhasilan operasi. Semua orang yang ada di tiap kelompok bertanggungjawab kepada satu pengaas atau supervisor. Masing-masing tingkatan harus ada pengawas jika tidak maka pelaksanaan di lapangan tidak dapat berjalan. Komando harus menunjukan apa yang dilakukan, di mana dan personil memiliki pengawas untuk memastikan pelaksanaan tugas-tugas dimaksud. Dalam sistem KPL bisa melibatkan hanya tiga orqng dan bisa pula melibatkan ribuan orang di dalamnya tergantung sitasui operasi darurat yang dihadapi.
Damianus Bilo dalam materinya aspek-aspek hukum mengenai tanggungjawab dalam sistim manajemen keadaan darurat mengatakan, tanggungjawab merupakan perhitungan atas suatu hal yang terjadi serta kewajiban untuk memberikan suatu pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkan. Dasar pelaksanaan tanggungjawab enurutnya muncul karena kesalahan yang menimbulkan kerugian pihak lain yang timbul baik karena kesengajaan beritikat buruk maupun yang timbul dari kelalaian yang dapat dicela atau tidak dapat dibenarkan. Pengabaian kewajiban hukum nasional maupun internasional di mana hukum seringkali menetapkan berbagai kewajiban konstitusional bagi aparatur negara utuk dilaksanakan. Dalam praktik, kewajiban-kewajiban yang ditetapkan tersebut sering tidak dilaksanakan atau diabaikan dan bila timbul kerugian maka wajib bertanggungjawab.
Tanggungjawab juga lahir karena pelanggaran kesepakatan atau perjanjian. Dalam pergaulan internasional terdapat prinsip pacta sunt servada yang telah dianut secara universal sehingga sudah merupakan prinsip umum hukum internasional. Jika timbul kerugian akibat dihilangkannya kesepakatan yang sudah dibuat maka wajib bertanggungjawab.
Bilo mengatakan, ada pengecualian yang dapat membebaskan tanggungjawab di mana tanggungjawab tidak dituntut hanya dalam kondisi force majeure atau keadaan memaksa, keadaan darurat dan pembelaan diri atau upaya mempertahankan diri. Namun jika diluar tiga hal ini maka harus bertanggungjawab.
Prinsip umum hukum internasional, lanjutnya juga mengatur soal tanggungjawab. Di dalam pacta sunt servanda engatur bahwa perjanjian yang telah disepakati harus dilaksanakan dengan itikat baik. Dalam pasal satu international law comission’s draft on state responsibiliti dikatakan bawha setiap kesalahan secara intens yang dilakukan oleh suatu negara dimana tiap orang yang berbuat dan timbul kerugian bagi orang lain maka harus bertanggungjawab. Selanjutnya di dalam pasal 1365 KUHPerdata mengatur bahwa setiap perbuatan yang melawan hukum dan membawa kerugian bagi pihak lain mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya mengganti kerugian tersebut. Dalam pasal 1336 juga menegaskan bahwa setiap orang bertanggungjawab bukan hanya atas kerugian yang disebabkan dari perbuatan-perbuatan melainkan juga atas kerugian yang disebabkan dari kelalaian atau kesembronoannya.
Dikatakan, pada prinsipnya pihak yang dirugikan berhak endapatkan ganti rugi atau kerugian yang ditimbulkan pihak lain. Setiap orang dapat bebas dari tanggungjawab atas kerugian yang ditimbulkannya hanya ketika berada dalam kondisi force majeure, necessity dan self defence.
Dalam menangani keadan darurat, Bilo menyarankan agar melakukan pekerjaan dengan sebai-baiknya secara profesional dan penuh dedikasi serta jangan pernah mengabaikan kewajiban hukum sekecil apapun meskipun kewajiban tersebut hanyalah merupakan kewajiban konstitusional.
Pelatihan ini dilaksanakan selama lima hari dari Senin-Jumad (2-6/5). Tujuan pelaksanaan kegiatan ini, kata Agustinus Sina, adalah untuk mempersiapkan tanggap darurat yang efektif dan terkoordinasi pada saat keadaan darurat yang melibatkan instansi terkait. Hal ini, lanjutnya dapat dicapai dengan menstandarisasi komponen-komponen kunci dari sistem manajemen keadaan darurat, memfasilitasi arus informasi di dalam dan antar seluruh tingkatan dari sistem ini serta memfasilitasi interaksi dan koordinasi antar seluruh instansi yang terlibat dalam tanggap darurat. Dari sini, kata Sina, diharapkan penggunaan SSMKD akan mengurangi ketidakefektifan koordinasi dan komuniasi serta menghidanri penggandaan pemesananj sumberdaya dalam kegiatan tanggap darurat.

Bantu Persediaan Darah, FPTI Ende Donor Darah

* Ajak Ormas dan Organisasi lain Ikut Aksi Sosial

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Cabang Ende dalam upayanya membantu ketersediaan darah pada bank darah di RSUD Ende menggelar aksi sosial donor darah. Aksi donor darah ini merupakan bentuk kepedulian sosial FPTI terhadap nasib para pasien yang membutuhkan darah saat menjalani perawatan di RSUD Ende.

Ketua Umum FPTI Cabang Ende, Herman Yosef F Teku di sela-sela pelaksanaan aksi donor darah di pelataran kantor Penerbit Nusa Indah dan Harian Umum Flores Pos, Sabtu (30/4) mengatakan, kegiatan sosial donor darah yang dilaksanakan FPTI bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Ende ini, merupakan kegiatan sosial yang pertama kali digelar FPTI sejak berdirinya.

Didampingi Ketua Panitia Donor Darah Thomas M Nulangi, Herman mengakui, walau belum lama berdiri namun FPTI merasa terpanggil melaksanakan aksi sosial seperti ini setelah mendapat informasi bahwa ketersediaan darah pada bank darah RSUD Ende selalu terbatas. Kebutuhan para pasien terkadang sulit dipenuhi karena persediaan darah yang terbatas. Dari kepedulian itu, mendorong FPTI Ende melaksanakan aksi donor darah tersebut.

Dalam pelaksanaan ini, katanya, mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal itu terbukti dari banyaknya warga yang datang mendaftarkan diri untuk menyumbangkan darahnya. Namun dari hasil pemeriksaan oleh petugas PMI, tidak semuanya yang mendaftar memenuhi syarat untuk mendonorkan darah.

Dalam pelaksanaa ini, lanjut Herman, terdaftar sebanyak 80 calon pendonor. Karena itu, dia menargetkan dalam aksi donor darah ini bisa mencapai 50 orang pendonor. Melihat tingginya minat masyarakat mendonorkan darahnya, ke depan FPTI akan berupaya melaksanakan kembali aksi donor darah. “PMI akui bahwa masalah stok darah adalah masalah klasik jadi ke depan kita upayakan untuk gelar secara rutin,” kata Herman.

Dalam pelaksanaan ini, kata Herman, panitia juga menyediakan doorprise dan undian bagi peserta donor darah. Apa yang dilakukan itu hanya sebagai bentuk terima kasih FPTI dan panitia atas keterlibatan para pendonor.

Herman berharap, organisasi baik LSM, Ormas maupun organisasi olahraga agar dapat menggelar aksi-aksi sosial guna membantu sesama yang membutuhkan. Selama ini, banyak organisasi yang hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih mengarah kepada provit ketimbang kegiatan sosial.

Ketua Panitia Donor Darah, Thomas M Nulangi mengatakan, hingga menjelang batas waktu pelaksanaan donor darah, sudah terdapat 37 orang yang mendonorkan darah. Bahkan, kata Nulangi, ada pendonor yang diambil darahnya lebih dari satu kantung.

Kepada para pendonor, lanjut Nulangi, panitia selain memberikan makanan tambahan, juga memberikan penghargaan berupa piagam dan souvenir. Para peserta juga mendapatkan nomor undian yang diundi usai pelaksanaan donor darah.

Nulangi pada kesempatan itu juga mengucapkan terima kasih kepada para pendonor, PMI dan sponsor yang telah membantu suksesnya kegiatan donor darah tersebut. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Nusa Indah dan Flores Pos yang telah menyiapkan tempat untuk pelaksanaan donor darah.

Dia berharap, kegiatan serupa dapat digelar kembali. Ke depan diharapkan agar dalam pelaksanaan makin banyak masyarakat yang mau mendonorkan darahnya guna membantu para pasien yang membutuhkan.

Agustina Sina, Staf PMI Cabang Ende mengatakan, stok darah memang merupakan persoalan yang selalu terjadi dari tahun ke tahun. Hal itu karena masih banyak masyarakat yang belum tahu benar apa itu donor darah dan manfaatnya. Karena itu, perlu sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar lebih tahu dan mau mendonorkan darahnya.

Dikatakan, saat ini, RSUD sudah memiliki Bank Darah. Hadirnya Bank Darah cukup membantu ketersediaan darah. Hanya saja, kendala yang dihadapi adalah terbatasnya tenaga yang dapat mengatur pendistribusian darah mengingat sebelum diberikan kepada ruangan yang membutuhkan darah untuk pasien, perlu dilakukan pencocokan darah dengan darah pasien.

Theresia Nini, salah satu pendonor yang juga anggota FPTI mengatakan, dia baru pertama kali melakukan donor darah. Awalnya dia sempat takut karena baru pertama kali disuntk dengan jarum. Namun setelah tahu manfaat darah yang dia donorkan dia merasa senang karena darah yang dia donorkan dapat membantu sesama yang membutuhkan.

Rumah Makan Cita Rasa Resmi Beroperasi

* Setelah Diberkati dan Diresmikan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Rumah Makan Cita Rasa di Jalan Kelimutu resmi beroperasi. Pengresmian dilakukan Bupati Ende Don Bosco M Wangge ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Pengoperasian rumah Makan Cita Rasa juga diberkati oleh Uskup Agung Ende, Mgr Vincentius Sensi Potokota pada Sabtu (30/4).

Mgr Sensi Potokota pada kesempatan itu mengatakan, kehadiran rumah makan ini merupakan bentuk dukungan bagi Flores yang indah. Selama ini banyak orang datang menikmati keindahan panorama Flores namun tidak ada cita rasa khas yang dapat dinikmati. Kehadiran Rumah Makan Cita Rasa menjadi pendukung untuk membuat Flores semakin memiliki daya pikat dan daya tarik untuk datang dan menikmati panorama Flores. Kehadiran rumah makan ini diharapkan dapat menyiapkan pangan lokal dengan cita rasa modern. Flores terus berupaya untuk menggalakan ini.

DikatakanMgr. Sensi mengatakan, Valens Kale sebagai pemilik adalah seorang guru yang bersama keluarganya bisa sukses dengan membangun usaha ini. Dari sini, hikmah yang dapat dipetik adalah mereka mau sukses dengan hidup dari mengandalkan modal usaha sendiri. Daya jiwa dan resep yang dipercayakan Tuhan harus dikembangkan dan akan mati jika tidak dikembangkan.

Bupati Ende, Don Bosco M Wangge mengatakan, selama ini banyak orang yang datang di Ende mengeluhkan sulitnya menemukan temat makan yang menggugah selera dan cukup baik. Mereka juga kesulitan mendapatkan rumah makan yang buka 24 jam. Rata-rata rumah makan sudah tutup pukul 22.00 malam.

Hadirnya Rumah Makan Cita Rasa harus mampu membuat orang betah. Harus membuat orang sekali makan dan mau datang makan lagi. Banyak rumah makan di Ende yang menyiapkan menu makanan mengiktui selera pemilik. Harusnya, kata Don Wangge, rumah makan menyiapkan menu masakan sesuai selera pengunjung.

Selain itu, rumah makan ini juga harus menyiapkan menu masakan spesifik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. “Menu itu milik pelanggan bukan menu sesuai selera pemilik rumah makan,” katanya.

Hadirnya Rumah Makan Cita Rasa, lanjut Don Wangge menambah jumlah rumah makan di Ende. Kehadirannya semakin memberikan pilihan bagi mereka yang mau makan. Dia berharap, usaha ini dapat berkembang baik. Untuk bisa berkembang baik maka dalam menjalankannya harus dilandasi perasaan cinta pada pekerjaan.

Sebelumnya, Atiek Julianingsih mengatakan, rumah makan ini didirikan karena dia dan anaknya memiliki hobi yang sama yakni memasak. Apalagi anaknya yang sudah lulus sekolah pariwisata mau membantu mengembangkan usaha rumah makan.

Mereka terlah menyiapkan sejumlah menu andalan yang dapat menggugah selera makan. Fasilitas yang disiapkan dan pelayanan yang diberikan juga diupayakan sebaik mungkin agar membuat pengunjung betah dan berharap sekali mreka makan di Cita Rasa merka akan kembali untuk menikmatinya.

Acara pengresmian dan pemberkatan Rumah Makan Cita Rasa dihadiri sejumlah kerabat dan undangan lainnya. Tampak hadir selain bupati dan Uskup Agung Ende, hadir juga Sekda Ende, Yoseph Ansar Rera, Asisten III Setda Ende, Abdul Syukur Muhamad dan sejulah undangan lainnya. Editor : Syarif Lamabelawa

Dinas Nakertrans Siapkan Keterampilan Para Pencari Kerja

  • Gelar Pelatihan Keterampilan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam upayanya menyiapkan sumber daya manusia dan keterampilan bagi para pencari kerja yang ada di Kabupaten Ende kembali menggelar pelatihan kejuruan bagi 160 pencari kerja. Pelatihan selama satu bulan itu diberikan agar para pencari kerja dapat diserap di dunia kerja dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk bisa mandiri.

Pelatihan keterampilan tenagakerja program peningkatan kompetensi tenagakerja dan produktifitas kejuruan las, menjahit, komputer, processing, sepeda motor, ukir kayu dan bordir elektronik itu dibuka Asisten II Setda Ende Don Randa Ma di aula LKK Dians Nakertrans, Sabtu (30/4).

Don Randa Ma pada kesempatan itu mengatakan, pelatihan ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah memperoleh pelatihan seperti ini dan sudah memiliki ilmu dan keterampilan hendaknya dapat ditindaklanjuti degan membuat usaha sendiri. Ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan, diharapkan untuk tidak hanya untuk diri sendiri tetapi dapat ditularkan kepada yang lain. “Kadang setelah kembali ilmu disembunyikan. Waktu ditanya katanya itu rahasia,” kata Randa Ma.

Menurutnya, dengan menularkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan, makin banyak tenaga terampil. Dari situ dapat diajak bekerjasama dalam kelompok. Dengan bekerja dalam kelompok, akan lebih mudah menghasilkan sesuatu juga dapt memudahkan dalam mencari pasar. Dengan bekerja kelompok akan memperoleh hasil yang lebih maksimal.

Dikatakan, saat masih menjadi kepala Dinas Pertanian, sudah banyak pelatihan yang diberikan kepada kelompok tani untuk pengolahan hasil pertanian. Selama ini banyak hasil pertanian yang dijual keluar daerah dalam bentuk gelondongan. Dengan pelatihan yang diberikan diharapkan hasil pertanian tidak lagi dijual dalam bentuk gelondongan. Ada banyak hasil pertanian yang dapat diolah seperti jagung yang dapat diolah menjadi kerikip atau chips. Ubi, pisang juga dapat dibuat keripik demikian juga dengan labu yang dapat dibuat chips.

Permasalahan di Kabupaten Ende saat ini, kata Randa Ma adalah masih tingginya angka pengangguran. Karena itu, setelah pelatihan ini tidak lagi menjadi penganggur. Ada sebanyak 4.186 pencari kerja yang saat ini terdaftar di Dinas Nakertrans. Kondisi ini terjadi karena rendahnya permintaan tenaga kerja yang berbanding terbalik dengan besarnya pencari kerja.

Dia berharap, dari pelatihan ini para peserta dapat mulai berusaha dengan apa yang dimiliki. Jika sudah berjalan dan mandiri, ada bantuan-bantuan pendampingan dari dinas teknis terkait seperti di Dinas Kopersi dan UKM. “Dengan modal kemauan dan tekad saya harapkan dari pelatihan ini para peserta bisa memulai berusaha. Setelah pelatihan harus bermental wirausaha jangan lagi bermental pengemis,” kata Randa Ma.

Kepala Dinas Naskertrans, Petrus Poto melalui panitia Sunyoto mengatakan, pelatihan diikuti 160 peserta. Pelatihan dilaksanakan selama satu bulan. Pelatihan keterampilan yang diberikan ini diikuti peserta dari pencari kerja dan kelompok-kelompok usaha. Jenis kejuruan yang diberikan berupa kejuruan las, menjahit, komputer, ukir kayu, bangunan kayu, bordir elektronik, sepeda motor dan komputer kejuruan.

Istruktur dalam pelatihan ini adalah para instruktur dari LKK Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam pelatihan ini materi pokok dan penunjang dengan 70 persen praktik dan 30 persen teori. Seluruh peralatan latihan, kata Sunyoto dan materi teori dan praktik disiapkan oleh panitia. Panitia juga memberikan biaya transportasi kepada peserta setelah selesai pelatihan. Kepada para peserta nantinya akan diberikan sertifikat. Editor : Syarif Lamabelawa