13 Juni 2010

Cari Tubuh Taufik, Petugas Gunakan Loder

* Pengerukan di Muara Pantai Bitta Nihil

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Upaya pencarian terhadap Taufik, anak berusia lima tahun yang hilang terseret banjir pada Rabu (5/5) terus dilakukan. Setelah sebelumnya Brimob dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan penyisiran di laut dan tidak berhasil menemukan tubuh Taufik, pada Kamis (6/5), upaya pencarian lebih difokuskan di muara Pantai Bitta. Pencairan dilakukan berulang kali di lokasi muara bahkan sampai mengerahkan loder untuk mengeruk pasir di muara pantai Bitta. Namun sayang, tubuh Taufik belum juga berhasil ditermukan.


Semula, pencairan di muara pantai Bitta dilakukan oleh petugas Tagana, tentara dari Kompi C, polisi dari Polres Ende dibantu warga. Penyisiran kembali dilakukan menyusuri saluran air mulai dari tempat Taufik terjatuh hingga ke muara pantai Bitta. Ada dua orang yang berupaya menyusuri air yang tergenang di muara pantai Bitta untuk menemukan tubuh Taufik. Petugas juga berupaya mengeluarkan pasir yang terdapat di lambung perahu yang sudah rusak dan diletakan di sekitar lokasi muara. Petugas Tagana juga berupaya menyedot air yang tergenang di muara pantai Bitta untuk mempermudah proses pencaraian. Namun berbagai upaya yang dilakukan tidak juga membuahkan hasil.


Menjelang siang, petugas akhirnya mendatangkan loder ke lokasi muara pantai Bitta untuk membantu melakukan pencarian. Loder berupaya mengeruk pasir dan sampah yang ada di muara pantai. Juga mengeluarkan air yang sebelumnya telah diupayakan untuk dikeluarkan menggunakan mesin pemompa air. Perahu rusak yang ada di lokasi itu juga dipindahkan untuk memudahkan pencaraian tubuh Taufik. Namun lagi-lagi kerja keras dan upaya yang dilakukan belum berhasil menemukan tubuh Taufik.


Bahkan, pada pagi harinya sebelum berbagai upaya pencarian dilakukan, telah dilakukan seremoni di sekitar muara. Dari penglihatan orang yang melakukan seremoni adat menyebutkan tubuh Taufik masih berada di sepanjang saluran dan belum sampai ke laut. Namun pasca dilakukan seremoni tersebut, serta pencarian terus digencarkan, tubuh Taufik belum berhasil ditemukan.


Proses pencarian di muara pantai Bitta menarik perhatian warga. Ratusan warga berbondong-bondong ke pantai Bitta guna melihat dari dekat proses pencarian tubuh Taufik. Hingga siang hari, warga tidak juga meninggalkan lokasi. Saat dilakukan pengerukan menggunakan loder, ada sejumlah warga yang terus memohon agar tubuh Taufik bisa ditemukan di lokasi pengerukan.


Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ende, AKBP Bambang Sugiarto yang turun langsung ke lokasi pencarian Kamis kemarin mengatakan, petugas dari Brimob pada hari pertama pasca hilangnya Taufik sudah melakukan pencarian. Petugas melakukan penyisiran di laut. Dalam pencarian itu, petugas menemukan ban milik Taufik di seputar Pulau Kowa. Namun tubuh Taufik belum berhasil ditemukan.


Kapolres Sugiarto mengatakan, pencarian hari kedua diharapkan mampu menemukan tubuh korban. Polisi, lanjutnya juga terus membantu melakukan pencarian. Bahkan, dia telah menginstruksikan kepada KP3 Laut untuk terus melakukan pemantauan di pantai. Menurutnya, setiap bibir pantai harus terus dipantau mengingat bisa saja tubuh korban ditemukan.


“Biasanya kalau setelah tiga hari kalau korban sudah meninggal biasanya mengambang dan bisa menepi. Jadi saya sudah instruksikan KP3 Laut untuk pantau terus di pantai,” kata Kapolres Sugiarto.


Menurutnya, jika sampai pencarian tidak berhasil menemukan tubuh Taufik maka pencarian terpaksa dihentikan. Hanya saja, lanjut Kapolres Sugiarto, mengingat ini menyangkut manusia maka biar bagaimanapun tubuhnya harus ditemukan dan jika sudah meninggal dapat dikuburkan secara layak.


Diberitakan sebelumnya, Taufik atau yang akrab dipanggil Upik, anak yang baru berusia lima tahun hilang terseret arus banjir saat sedang bermain di depan rumah di Jalan Gatot Subroto, Rabu (5/5) sore. Saat sedang bermain bersama saudara-saudarannya, tiba-tiba ban motor milik Taufik jatuh ke dalam saluran air. Taufik lalu berupaya mengambilnya namun karena saluran air yang sedang dilalui banjir, langsung menyeret tubuh Taufik.


Saudaranya Putri dan Icha salah satu rekan bermain Taufik langsung berteriak saat melihat Taufik diseret banjir. Namun teriakan mereka kurang diperhatikan orang dewasa yang ada di sekitar lokasi kejadian. Saat melihat Taufik sudah tidak ada lagi, Putri dan Icha menyampaikan kejadian tersebut kepada ayah Taufik. Upaya pencaraian langsung dilakukan di saluran air yang sedang banjir. Namun tubuh Taufik tidak juga ditemukan di saluran air di sepanjang Jalan gatot Subroto. Warga dan polisi juga terus berupaya mencari Taufik ke Pantai Bitta namun kondisi air yang berarus dan gelombang menyulitkan upaya pencarian.


Ayah Taufik, Abubakar tak kuasa menahan perasaannya. Wajah sendu nampak begitu jelas di wajahnya. Dia takut kehilangan Taufik mengingat kakak laki-laki Taufik juga sudah meninggal sehingga hanya Taufik anak laki-lakinya yang ada saat ini. Tak kuasa menahan perasaannya, Abubakar bahkan sampai berbaring seperti mau bunuh diri di jalan yang lagi ramai dipadati kendaraan. Aparat dan sanak kelargannya berupaya membopong tubuh Abubakar dan membawanya ke rumah. Namun tak lama kemudian Abubakar sudah kembali ke jalan bergabung bersama kerumunan warga lainnya.


Abubakar, ayah Taufik mengatakan, Taufik anaknya saat itu sedang bermain bersama empat orang yang adalah sauidara dan sahabtnya. Menurut Putri, kata Abubakar, saat sedang hujan dan banjir di got yang begitu besar, ban milik Taufik jatuh ke dalam got dan taufik berupaya mengambilnya. Namun saat itu banjir langsung menyeret tubuh Taufik dan menghilang ditelan banjir. “Waktu mereka sedang main, Umi dan Putri berteriak taufik jatuh. Katanya kejar ban,” kata Abubakar dengan wajah sedih.


Sejumlah keluarga Taufik yang berada di lokasi kejadian juga tak kuasa menahan tangis. Mereka gelisah saat polisi dan warga berupaya menyisir saluran air yang ada di jalan tersebut. Warga juga berupaya menyisir saluran air hingga ke pantai Bitta. Namun hingga sore kemarin, tubuh Taufik belum juga ditemukan.


Putri kepada Flores Pos mengatakan, saat itu mereka sedang mandi hujan bersama dengan Taufik dan Icha. Saat sedang bermain, ban milik taufik jatuh dan Taufik berupaya mengambilnya. “Dia lompat ke got. Waktu kami lihat dia sudah tidak ada kami berteriak. Kami langsung lapor ke bapa dan bapa menangis,” kata Putri dan Icha. Putri bilang, saat lompat ambil ban miliknya, taufik dibawa banjir dan langsung menghilang. Saat tidak melihat taufik lagi, mereka langsung berteriak dan lapor ke Sudarmin, paman Taufik.


Wakil Bupati Ende, Achmad Mochdar yang turun langsung ke lokasi kejadian mengatakan, kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran bagi warga yang tinggal di sekitar jalur air. Jika musim hujan tiba, warga sedianya harus selalu waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Ke depan, lanjut Wabub Mochdar, got atau saluran air harus dibenahi dan dibuat dengan penutup dan diatasnya bisa dijadikan trotoar sehingga menghindari kejadian seperti yang terjadi tersebut. “Kita himbau kepada warga kalaui menjelang hujan agar waspada. Gunakan jalan dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Wabub Mochdar.

Tidak ada komentar: