27 Maret 2009

Suster Suster CIJ Buka Tahun Jubileum

* Songsong 75 Tahun CIJ
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Suster-suster dari kongregasi CIJ dalam rangka menyongsong 75 tahun berdirinya kongregasi CIJ telah menetapkan sejak 25 maret 2009-25 maret 2010 sebagai tahun jubileum. Pembukaan tahun jubileum ini ditandai dengan perayaan misa pembukaan yang dipimpin Romo Ambros Nanga, Pr bertempat di rumah induk CIJ di Jopu. Selama setahun menyongsong acara puncak pada 25 Maret 2010, akan diisi degan berbagai kegiatan cinta kasih baik internal kongregasi maupun kegiatan yang melibatkan umat.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi Pastoral CIJ, Suster Elyna, CIJ didampingi Suster Martini, CIJ di Susteran CIJ Potu, Kamis (26/3). Sr. Elyna mengatakan, pembukaan tahun jubileum diawali dengan novena sembilan hari berturut-turut dan diikuti misa pembukaan pada Selasa (25/3) lalu yang dilaksanakan di rumah induk CIJ di Potu. Perayaan misa pembukaan jubileum ini, kata Sr. Elyna dipimpin oleh Romo Ambros Nanga, Pr. Usai misa dilanjutkan dengan adorasi selama lebih kuran\g satu jam untuk mengirim berkat dari rumah induk ke seluruh wilayah.
Selain diawali dengan nob\vena, kata Sr elyna, pada Senin (24/3) juga dilakukan siasar ke makam para suster yang telah meninggal di Jopu. Dalam siarah itu dil\gelar ibadah bersama. Dengan pembukaan tahun jubileum ini, katanya, diharapkan selama setahun ini seluruh kegiatan yang dilaksankaan diarahkan untuk pertobatan, perdamaian dan persaudaraan sejalan dengan makna jubileum itu sendiri.
Kegiatan-kegiatan yang akan digelar mengisi tahun jubileum, kata Sr. Elyna pada dasarnya diprogramkan secara menyeluruh dan seragam yang diarahkan untuk dapat menyalurkan rahmat-rahymat Allah melalui kegiatan yang diselenggarakan., tiga jkenis kegiatan yang diprogramkan yakni pendalaman rohani CIJ yang diisi dengan retret, pendampingan-pendampingan baik ke dalam guna menampung kekuatan ke dalam untuk CIJ. Kegiatan lain yang diprogramkan yakni pembinaan rohani bersama denga umat dalam bentuk katekese umat dewasa dam remaja, Sekami. Program kegiatan yang tak kalah pentingnya, kata Sr. El;yna adalah kegiatan pleayanan masyarakat.
Untuk kegiatan ini, katanya, CIJ Ende telah merencanakan menggelar pengobatan murah. Untuk kegiatan ini, katanya, pihak CIJ telah bekerja sama degan Dinas Kesehatan dalam kaitan dengan penyiapan obat-obatan dan tenaga dokter. Sedangkan perawat disiapkan oleh CIJ. Kegiatan lain terkait pelayanan masyarakat adalah pelaksanaan kursus menjahit bagi remaja putri dan perempuan putus sekolah. Diharapkan setiap paroki bisa menyiapkan dua orang yang akan diikutsertakan dalam kursis menjahit yang dilaksanakan selama tiga bulan. “Kita berharap, dengan mengikuti kursus menjahit ini remaja putri dapat berbuat sesuatu untuk dirinya dan teman-teman dekatnya.”kegiatan lainnya berupa pengolahan pangan lokal dan acara hiburan lainnya seperti pemutaran film dan show band.
Dikatakan, dari semua program kegiata ini diharapkan dapat dilaksanakan seiring, sehingga pada hari puncak nanti semua kegiatan sudah bisa dirampungkan. Dalam kegiatan ini, para suster juga terus menjalankan aksi-aksi panggilan bagi remaja putri yang berminat. Pemusatan kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan, katanya dilakukan di paroki-paroki di Keuskupan Ende.

Sudah Saatnya Rakyat Daerah Menang

Oleh Hieronimus Bokilia
Nada dering di ponselku memainkan suara penyani cilik Nikita mengumandangkan syair lagu di doa ibuku pertanda ada panggilan masuk. Dari seberang telepon, suara tegas penuh wibawa terdengar menyapa. Suara yang tidak asing lagi karena saya kenal betul suara sosok pengusaha sukses satu ini. Dialah Yoseph Filmon Wongso Setiawan. Pengusaha muda penuh fitalitas yang cukup sukses melebarkan usaha bisnisnya di ranah kabupaten danau tiga warna Kelimutu ini. Putra kelahiran Ende, 42 tahun silam ini mengawali kariernya sebagai seorang pebisnis dari jabatan yang paling rendah di sebuah perusahaan. Office boy atau pesuruh di kantor di sebuah perusahaan di Surabaya dia lakoni. Setapak demi setapak, Yoseph Filmon mulai menjejaki kariernya hingga posisi tertinggi yang dia jabat yakni sebagai vice president di perusahaan asing. Selama 17 tahun, Yos juga melalangbuana sebagai trainer di bidang marketing dan bekerja hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Dia juga memiliki seabrek pengalaman berbisnis dengan memiliki mini market di Bali dengan 22 aotlive. Namun usaha yang mulai menjanjikan itu terpaksa ditutup karena terkena dampak bom Bali I dan II. Dia juga pernah merintis usaha cave plus toko roti di Bali namun semuanya itu kemudian dia lepas demi kembali ke Ende. Di Ende, dunia bisnis tidak dia lepas dan kembali melanjutkan usaha Toko Woloare yang dirintis ayahnya dulu. Dia kembali membangun usaha perdagangan aluminium dan kian berkembang hingga mendirikan pabrik batako dan paving block di Jalan Kelimutu. Sebagai salah satu direktur Perumahan BTN Mautapaga Permai, dia juga sukses membawa konsorsium terbesar masuk ke Ende untuk berinvestasi di bidang perumahan.
Tiga tahun di Ende, Yos Woloare akrab disapa, membangun komunikasi harmonis dengan semua pihak dari kalangan buruh sampai pejabat. Kedekatan dengan pejabat di Ende dan bahkan di NTT, aku Yos membuat dia memiliki akses yang cukup bagus. Namun, akses itu tidak serta merta dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Itu dibuktikan dengan tidak pernah mengerjakan proyek-proyek pemerintah. “Langkah itu saya ambil karena saya paham benar banyak teman-teman kontraktor yang perlu diberi kesempatan untuk mengerjakan proyek pemerintah.”
Menyangkut langkah pastinya menjejakan kaki di dunia politik bahkan menjadi calon legislatif pemilu legislatif 9 April 2009, Yos bilang itu diambil untuk bisa masuk dan memperjuangkan kepentingan rakyat sejalan dengan visi dan misi Partai Persatuan Daerah (PPD) yakni memfokuskan perjuangan pada kesejahteraan, kemandirian dan kemampuan daerah. Sebagai calon legislatif, Yos begitu paham apa yang menjadi inti perjuangannya di lembaga legislatif. Walau terbilang baru dua tahun aktif di dunia politik, tapi sepak terjang duni perpolitikan bukan asing bagi dia. Bahkan dia sudah memetakan segala problematika yang ada dan terjadi di Ende bahkan Indonesia. Problem paling utama adalah sumberdaya manusia, sistem pelayanan masyarakat, sistem tata kota dan sistem pemasaran komoditas andalan masyarakat serta pemanfaatan sumberdaya alam yang belum maksimal. Dia katakan, masalah terbesar di negara ini adalah korupsi. Kondisi ini karena tidak ada kesejahteraan bagi setiap warga.
Berbekal pengalaman bisnis dan kewirausahaan yang telah dilakoninya selama ini, Yoseph Filmon sudah siap masuk dan berkiprah di lembaga legislatif. Berbekal pengalaman yang dimiliki dia yakin bisa berbuat lebih banyak untuk Kabupaten Ende. Sejalan dengan visi dan misi partai yakni meningkatkan kesejahteraan maka PPD telah bertekad untuk mendirikan koperasi dagang di seluruh wilayah kecamatan. Koperasi ini ingin menjadikan petani pengusaha, peternak pengusaha, nelayan pengusaha bahkan PNS berjiwa kewirausahaan. Kewirausahan menurutnya akan menjadi tolok ukur kemajuan suatu daerah.
Secara tegas, Yos katakan, seorang calon legislatif harus memenuhi tujuh kriteria antara lain, seorang calon harus memiliki kemapaman secara ekonomi. “Kesejahteraan itu mutlak. Kalau belum sejahtera bagaimana dia bisa memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Tentu dia akan sejahterakan dirinya dulu baru kemudian baru rakyat. Ini yang tidak boleh dilakukan seorang anggota legislatif.”
Persyaratan lainnya adalah calon harus bisa dan berani berbicara di berbagai forum demi rakyatdan demi kebenaran. Calon harus pula memiliki akses sehingga ketika duduk dnegan akses yang dimiliki bisa menjadi jalan memperjuangkan aspirasi masyarakat karena anggota legislatif sangat dibutuhkan rakyat sebagai jembatan penolong selesaikan berbagai masalah yang mereka hadapi. Syarat lain yakni harus berpengalaman dan berpendidikan yang cukup sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan p[engalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Memiliki komitmen politik di mana apa yang dikatakan harus sejalan dengan apa yang dilakukan demi kepentingan rakyat banyak. Calon harus pula menjadi inspirator atau contoh dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga rakyat memiliki tempat untuk dicotohi. Syarat yang tidak kalah penting, kata Yos adalah kejujuran dalam tindakan dan kata-kata. Kejujuran mutlak dibutuhkan karena jika tidak akan menjadi bumerang bagi calon itu sendiri.
Berbekal pengalaman organisasi yang sudah dia geluti sejak SMA dulu, sebagai pengurus pemuda GMIT Syalom dan seambrek pengalaman kerja yang dimiliki dan pengalaman berpolitik walau belum banyak makan asam garam, namun dia bertekad akan banyak berbuat untuk Ende. Dia bahkan mengajak segenap masyarakat terutama masyarakat Tionghoa untuk lebih berbaur tidak saja du kalangan pebisnis tetapi juga di setiap kalangan masyarakat Kabupaten Ende.
Menyangkut pilihan pada pemilu 9 April 2009, Yos mengharapkan agar masyarakat memilih sesuai hati nurani untuk mewujudkan kemenangan untuk rakyat daerah karena kalau rakyat daerah menang maka negara akan kuat. Dia juga mengimbau untuk menghindari politik uang, janji-janji yang tidak patut dibuat oleh seorang calon legislatif.
Sebagai orang Kristen, kata Yos, dia berharap Tuhan memberkati seluruh warga Kabupaten Ende dalam menentukan pilihan karena pilihan rakyat akan menentukan kemenangan rakyat daerah. Kemenangan rakyat daerah sudah saatnya demi mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran demi mewujudkan Ende Lio Sare Pawe.
Kepada masyarakat yang menggunakan hak pilih, Yoseph Filmon Wongso Setiawan tak lupa menitipkan pesan. Sebagai calon DPRD Kabupaten Ende daerah permilihan Ende I nomor urut satuda ri Partai Persatuan daerah nomor urut 12 dia berharap masyarakat dapat lebih cerdas dalam menentukan pilihan karena pilihan rakyat menentukan kemenangan rakyat karena menurut dia kini saatnya rakyat daerah menang.

PLN Ende Lakukan Perbaikan Mesin Pembangkit Listrik

* Ditargetkan Mulai April Tidak Lagi Ada Pemadahan Bergilir
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Selama beberapa minggu terakhir PL Cabang Flores Bagian Barat khususnya dawerah pelayanan Ende terjadi pemadaman aliran listrik yang dilakukan secara bergilir. Pemadaman bergilir itu perlu mengingat saat ini PLN sedang melakukan pemeliharaan dan perbaikan mesin pembangkit listrik di PLTD Mautapaga. Perbaikan beberapa mesin itu perlu dilakukan untuk menjamin pasokan listrik tetap stabil dan mendukung distribusi listrik teruama pada saat pelaksanaan pemilu legislatif 9 April mendatang. Perbaikan diperkirakan sudah berakhir akhir bulan Maret sehingga pada bulan April PLN menjamin tidak ada lagi pemadaman secara bergilir dilakukan.
Hal itu dikatakan Manager PT PLN Cabang Flores Bagian Barat, Marjon Sinaga di ruang kerjanya, Rabu (25/3) didampingi Asisten Manajer Produksi, Mulyani, Asisten Manajer Distribusi Fredy Nawa dan Asisten Manajer Administrasi, Simi Lapebesi.
Sinaga menjelaskan, kondisi kelistrikan di Ende sebagai satu system terbesar di PLN Cabang Flores Bagian Barat sejauh ini masih mengalami kendala kekurangan beban. Pada pukul 01.00 pagi-17.00 beban rata-rata dari 2.990 kw-3000 kw. Kondisi ini masih dapat dilayani.
Namun, kata Sinaga, ketika memasuki beban puncak dari pikul 17.00-20.00 terjadi lonjakan beban dan selama lebih kurang lima jam ini membutuhkan tambahan daya 2 megawatt. Pada titik ini semua mesin beroperasi penuh. Kondisi riil yang terjadi di PLTD Mautapaga dengan kekuatan mesin yang dimilik \i PLN mampu mensuplai 2.700 kw ditambah mesin sewa yang mampu mensuplai 2000 kw maka daya yang disiapkan mencapai 4.700 kw. Dengan daya yanbg tersedia, PLN masih mengalami kekurangan 500 kw. Untuk mendukung suplai listrik kepada pelanggan, saat ini PLN tengah melakukan pemeliharaan mesin MTYU dengan daya mampu 510 kw dan ditargetkan sudah selesai akhir Maret nanti. Diharapkan bulan April nanti tidak lagi terjadi pemadaman bergilir.
Tahun 2009, kata Sinaga, banyak terjadi pemadaman bergilir karena pada januari 2009 mesin SWD II selesai 28 Januari 2009 dan perlu dilakukan pemeliharaan. Pada bulan Februarimesin Yanmar selesai 11 Februari yang mensuplai 270 kw sedangkan Maret 2009 mesin MTU diperkirakan berakhir akhir Maret selesai dan harus dilakukan pemeliharaan.
Upaya jangka panjang yang dilakukan PLN dalam rangka mengatasi kekurangan daya, kata Sinaga adalah dengan membangun PLTU Ropa. PLTU Ropa, katanya diperkirakan sudah bisa diselesaikan pada akhir tahun 2009 dan pada awal 2010 sudah dapat dioperasikan. PLN juga melakukan pemeliharaan mesin secara rutin. Selain itu, katanya, PLN juga telah mel;akukan sewa pakai mesin pembangkit berkekuatan 1000 kw yang masuk pada bulan Juli 2009. saat ini, katanya, salah satu mesin yang disewa sudah masuk dan akan secepatnya dipasang. Mengatasi kekurangan daya ini, PLN juga mengajak para pelanggan untuk berhemat listrik terutama pada beban puncak. Penghematan listrik oleh masyarakat, kata dia sangat membantu PLN juga membantu masyarakat sendiri di mana bisa mengurangi pembayaran dan bagi PLN dapat menurunkan beban puncak.
Dikatakan pula, PLN masih pula mengalami defisit karena selama ini harga produksi tidak sebanding dengan harga jual listrik kepada pelanggan. Biaya produksi yang harus dibiayai PLN sebesar Rp2.908 per kwh. Sedangkan harga jual rata-rata baru mencapai Rp677,81 per kwh. Kondisi ini mengakobatkan kerugian yang dialami PLN sebesar Rp2.230,19 per kwh. Langkah yang dilakukan PLN adalah dengan berupoaya menyiapkan daya yang cukup namun dengan biaya produksi yang murah. Mahalnya biaya produksi selama ini karena menggunakan bahan bakar solar sehingga PLN akan beralih ke bahan bakar batu bara dengan membangun PLTU Ropa.
Asisten Manajer Produksi, Mulyani mengatakan, mesin yang disewa PLN sudah tiba sejak Selasa (24/3) lalu. Dia berharap, mesin tersebut bisa dapat dipasang secepatnya dan bisa rampung dalam dua minggu. Dikataan, perkiraan waktu pemasangan bisa mencapai dua minggu jika tiak ada kendala yang terjadi. Jika mesin ini sudah terpasang, dia berharap krisis daya listrik yang selama ini terjadi sedikit teratasi.
Pantauan Flores Pos di PLTD Mautapaga didampingi Asmen Produksi, Mulyani, Asmen Distribusi Fredi Nawa dan PLH Manajer PLTD Mautapaga Ali Ekorewa, nampak sejumlah teknisi di PLTD Mautapaga tengah melakukan perbaikan sejumlah mesin yang sudah waktunya harus dipelihara. Nampak juga satu unit mesin yang baru tiba yang disewa oleh PLN. Mesin tersebut masih di atas truk dan masih menunggu alat untuk menurunkan dari truk.

24 Maret 2009

Pria Tak Dikenal Todong Pemilik Toko Simpati

* Minta Uang Rp500 Ribu
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Seorang pria tak dikenal yang mengaku sebagai teman salah seorang anak pemilik Toko Simpati masuk ke toko dan menodongkan sebilah pisau dapur kepada pemilik Toko Simpati Ny. Yuliana Yo (70). Pelaku meminta Yuliana Yo menyerahkan uang Rp500 ribu dengan ancaman jika tidak diberikan akan dibunuh. Pelaku berhasil melarikan diri tanpa mendapatkan uang yang diminta karena pemili toko berhasil keluar toko dan berteriak minta tolong.
Ny. Yuliana Yo kepada wartawan di tokonya, Jalan Gatot Subroto, Senin (23/3) mengatakan, semula pelaku yang berperawakan agak tinggi, kulit sawo matang dan mengenakan baju kemeja warna putih masuk ke toko. Dia menanyakan keberadaan anaknya yang bernama Yudith. Pelaku mengaku sebagai sahabat Yudith. Kepada pelaku Ny Yuliana katakan Yudith sekarang berada di Jakarta dan tidak tahu nomor HP-nya. “Dia minta nomor HP tapi saya bilang saya tidak tahu. Maklum anak muda jadi nomor ganti-ganti.”

Minta uang Rp500 Ribu
Setelah dijawab demikian, pelaku keluar dari toko. Namun sesaat kemudian, pelaku kembali lagi ke toko dan menemuinya. Saat itu, pelaku langsung menghampirinya yang sedang duduk di kursi di belakang meja. Pelaku meminta untuk memberinya uang Rp500 ribu. Sambil mengancam, pelaku mengeluarkan sebilah pisau dapur yang ukurannya agak besar dari dalam kemeja yang dikenakan.
“Kau saya bunuh kau kalau kau tidak kasih saya uang lima ratus. Kau kasih uang lima ratus kalau tidak saya bunuh kau,” kata Ny. Yuliana menirukan ucapan pelaku saat mengancamnya. Saat itu, katanya, dia sempat ketakutan namun dengan cepat dia berusaha keluar dari tempat duduk semula. Ny Yuliana lalu keluar dan berteriak minta tolong. “Tolong om, tolong om. Saya mau dibunuh, ” katanya menirukan teriakannya saat itu. Pada saat itu ada sejumlah tukang ojek yang melintas dan ada juga anak sekolah yang berada di depan toko.

Lari ke Arah Timur
Pelaku yang mendengar teriakan minta tolong, langsung meloncat ke motor bebek dan melarikan diri. Dia melarikan diri ke arah timur Jalan Gatot Subroto. Pelaku sempat dilihat oleh para tukang ojek dan beberapa anak sekolah yang berada di situ. Pelaku menggunakan sepeda motor bebek warna merah. Namun pada motor yang digunakan tidak terpasang plat nomor polisi.
Diakui Ny Yuliana, kejadian seperti itu merupakan yang pertama kali dialaminya sejak lahir dan besar di Ende. Selama ini, katanya, tidak pernah ada yang marah-marah, atau todong dia seperti itu. Hal itu mengakibatkan dia sangat takut saat ditodong dengan pisau. “syjkur. Mungkin belum ajal saya. Kalau tidak saya pasti sudah ditikam.”

Lakukan Pencarian
Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Ende, Kompol Arly Jembar Jumhana yang turun langsung ke lokasi kejadian mengatakan, kejadian yang menimpa Ny. Yuliana sedang diselidiki aparat. Berdasarkan keterangan awal dari korban dan saksi-saksi yang melihat pelaku dan mengenal ciri-cirinya, akan dimanfaatkan oleh polisi. Polisi, kata dia akan mencoba menelusuri jejak larinya pelaku. Setelah mendapatkan informasi penodongan, polisi langsung disebarkan melakukan pencarian. “Mudah-mudahan ketemulah.”
Dikatakan, kejadian seperti itu merupakan tindak pidana dengan ancaman dan kekerasan. Tindakan pelaku membuat orang terancam dan merasa ketakutan. Polisi akan terus berupaya menyelidiki keberadaan pelaku dan mengupayakan agar secepatnya bisa ditangkap karena perbuatan pelaku sangat meresahkan.

Hari ini, PKD Indonesia Gelar Kampanye Akbar di Lapangan Pancasila

* Jurkam Johny G Plate dan Ana Soe S
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Menurut jadwal, Selasa (24/3) hari ini bertempat di lapangan Pancasila (Perse Ende), Partai Kasih Demokrasi (PKD) Indonesia melaksanakan kampanye akbar. Kampanye akbar PKD Indonesia ini menghadirkan juru kampanye pusat masing-masing ketua Dewan Pembina PKD Indonesia, Johny G. Plate dan Sekretaris Jenderal PKD Indonesia yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKD Indonesia, Maria Ana Soe.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Pantia kampanye Akbar PKD Indonesia, Eric Rede dalam komperensi pers di Sekretariat Panitia, Jalan Diponegoro, Senin (23/3). Dikatakan, kampanye akbar di Lapangan Pancasila ini akan dibawakan oleh juru kampanye nasional masing-masing Dewan Pembina PKD Indonesia, Bapak Johny G Plate dan Sekjen PKD Indonesia yang juga Ketua Bappilu PKD Indonesia, Maria Ana Soe. Maria Anna, kata Rede adalah salah satu calon legislatif untuk DPR RI dari PKD Indonesia untuk daerah pemilihan NTT I meliputi wilayah Flores, Lembata dan Alor.

Dihadiri 10 Ribu Massa
Dikatakan, masa yang akan menghadiri kampanye akbar ini diperkirakan sebanyak 10 ribu massa. Hal itu karena panitia telah mengeluarkan undangan sebanyak 15 ribu selain itu pengumuman melalui radio. “Kita juga berharap dengan pemberitaan di media massa semakin menarik minat masyarakat Ende hadir ikuti kampanye akbar PKD Indonesia ini.” Massa peserta kampanye, kata Rede datang dari empat wilayah pemilihan dan mereka adalah kader dan simpatisan PKD Indonesia yang telah bertekad memenangkan PKD Indonesia di Kabupaten Ende. Apalagi, kata Rede, Flores sebagai basis utama PKD Indonesia dan 60 persen pengurus PKD Indonesia adalah putra-putri Flores maka sangat patut jika memenangkan PKD Indonesia dalam pemilu 9 April mendatang.
Dikatakan, untuk kampanye akbar di wilayah Flores tidak saja digelar di Ende. Untuk wilayah Flores ditetapkan dua tempat masing-masing Ende dan Ruteng sebagai lokasi digelarnya kampanye akbar. Dalam rangkaian kegiatan nanti, kata Eric Rede yang adalah calon legislatif dari PKD Indonesia di wilayah pemilihan Ende III, sebelum dilakukan kampanye massa partai terlebih dahulu melakukan konfoi. Konfoi ini dimulai dari Jalan Ponegoro, Jl. Wirajaya, Jl. W Z Yohanes, Jl Melati, Jl Gatot Subroto, Kelimutu, Banteng, Sudirman, Yos Sudarso, Kartini, Mohamad Hatta dan masuk ke lapangan Pancasila.

Persiapan Sudah Maksimal
Ketua Panitia Kampanye Akbar, Arnold Ngga’e mengatakan, persiapan teknis menghadapi kampanye akbar sudah dilaksanakan baik persiapan lapangan dalam kaitan dengan pengerahan massa simpatisan dan kader partai maupun perijinan serta kesemarakan selama kampanye berlangsung. Dia berharap, dengan persiapan yang telah maksimal dilaksanakan itu pada saatnya nanti kampanye akbar yang menghadirkan kader-kader partai di tingkat pusat dapat berjalan lancar dan sukses seperti yang diharapkan.

PLN Bayar Ganti Rugi Tanah dan Tanaman Rp900 Juta

* Kepada 11 Pemilik Tanah Lokasi PLTU Ropa
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Setelah sekian lama memperjuangkan hak mereka atas ganti rugi tanah dan tanaman, akhirnya 11 pemilik tanah di Desa Keliwumbu Kecamatan Maurole akhirnya mendapatkan hak mereka. PLN Cabang Flores Bagian Barat akhirnya merealisasikan pembayaran ganti rugi tanag dan tanaman senilai Rp900 juta kepada kesebelas pemilik tanah. Pembayaran ini merupakan pembayaran tambahan mengingat sebelumnya terdapat tujuh pemilik tanah yang telah menerima pembayaran sebagian dari harga tanah dan tanaman mereka yakni senilai Rp340,816 juta. Namun pembayaran ini juga tidak sesuai kesepakatan harga sebenarnya yang mencapai Rp2,8 miliar. Berdasarkan kesepakatan antara kesebalas warga dengan PLN mereka hanya menerima 43,315 persen atau senilai Rp1,240 miliar.
Penyerahan ganti rugi tanah dan tanaman kepada 11 pemilik tanah dilangsungkan pada Sabtu (21/3) bertempat di aula PT PLN Cabang Flores Bagian Barat, Jalan El Tari. Acara penyerahan ganti rugi tanah dan tanaman in dipandu langsung Manajer PT PLN Cabang Flores Bagian Barat, Marjon Sinaga. Hadir pula pada kesempatan itu, 11 pemilik tanah dan ahli waris didampingi Tim JPIC Keuskupan Agung Ende dan JPIC SVD Ende yakni Romo Domi Nong, PR, Romo Sipri Sadipun, Pr, Romo Efraim. Sedangkan dari Yayasan Bina Bantuan Hukum Veritas hadir Valens Pogon. Dari tim sembilan hadir Asisten I Setda Ende, Hendrikus Seni, Kepala Badan Pertanahan Nasional Ende, Mansyur Mberu, Perwakilan PLN pusat, Andreas Dua.
Manajer PT PLN Cabang Flores Bagian Barat, Marjon Sinaga mengatakan, didorong kondisi kekurangan energi listik di Kabupaten Ende maka direksi PLN melakukan beberapa upaya perbaikan kondisi kelistrikan di Indonesian termasuk di Ende. Salah satunya adalah degan membangun pembangkit baru menggunakan batu bara dan untuk Ende memperoleh jatah 2 x 7 mega watt. Penambahan ini, kata Sinaga diharapkan pada tahun 2010 PLN tidak mengalami krisis listrik lagi.

Hindari Rugikan Masyarakat
Tahun 2007, PLN Ende ditugaskan untuk mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik yang salah satunya adalah pengadaan tanah untuk lokasi PLTU. Melalui tim sembilan, diperoleh lokasi di Ropa, Desa Keliwumbu. Proses pengadaan tanah itu dalam perjalanan terdapat beberapa proses yang tidak lengkap diantaranya pembayaran ganti rugi kepada 11 warga yang memiliki sertifikat yang memanfaatkan lahan untuk kehidupan keluarganya dari tanah dimaksud. Bagi PLN, kata Sinaga, dalam melaksanakan pembangunan kelistrikan harus dihindari hal yang merugikan masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan. Menyikapi persoalan itu, kata Sinaga dia lalu melakukan kajian-kajian dan menerima masukan untuk melakukan langkah penyelesaian. Lagkah lanjutannya adalah menemui perwakilan warga yakni Romo Domi dan Romo Sipri dan berdiskusi juga dnegan tim sembilan. “akhrnya diambil kesimpulan bahwa warga yang kehiolangan mata pencaharian karena tanahnya untuk pembangunan PLTU harus mendapatkan ganti kerugian.”
Sinaga mengatakan, dalam pembayaran ganti rugi tersebut, tidak semuanya diserahkan dalam bentuk tunai. PLN membayar kepada 11 pemilik tanah masing-masing Rp5 juta secara tunai sedangkan sisanya dibayar menggunakan cek. Semua cek yang diberikan hanya dapat dicairkan di Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Romo Domi Nong pada saat itu mengatakan, penyelesaian permasalahan dengan pembayaran ganti rugi tanah dantanaman kepada 11 pemilik tanah patut disyukuri karena hanya Tuhanlah yang memberikan kekuatan dan jalan untuk menemukan titik-titik kebaikan smapai akhirnya duduk sebagai saudara untuk membicarakan ganti rugi tanah yang dialihkan kepada PLN untuk proyek pembangunan PLTU Ropa. Tuhan, kata Romo Domi telah berkarya melalui banyak tangan manusia, pikiran dan hati manusia sehingga patut diucappkan terima kasih untuk semua orang yang telah ambil bagian dalam proses ganti rugi dengan peran masing-masing.

Kesepakatan Awal Rp2,8 Miliar
Dikatakan, apa yang terjadi dengan pembayaran ganti rugi tanah tidak terlepas dari seluruh proses sejak awal penjajakan pembelian tanah pembangunan PLTU Ropa denga kesepakatan-kesepakatan yang dibuat pada waktu itu. Kesepakatan waktu itu, kata Romo Domi, harga per meter Rp28 ribu. “Artinya untuk 11 warga yang hadir hari ini harus menerima Rp2.864.608.000. itu hak mereka sesuai kesepakatan tahun 2007.”
Dalam perjalanan, katanya, semua tahu apa yang disebut pengakuan hak atas tanah dan ganti rugi yang wajar atas hak mereka. “Dua hal pokok pengakuan hak atas tanah dan ganti rugi ini menjadi perjuangan warga dan yang prihatin dengan 11 warga dan yang bergabung langsung dampingi yakni tim JPIC Keuskupan Agung Ende, JPIC SVD Ende bersama Yayasan Bina Bantuan hukum Veritas dan Tim Pembela Demokrasi Indonesia. Fokus perjuangan adalah pengakuan hak atas tanah 11 warga dan penghargaan yang wajar dalam kaitan dengan proyek pembangunan PLTU Ropa.” Dalam perjuangan itu, kata Romo Domi prinsip yang dipegang adalah ketika hak atas tanah diambil, hidup tidak boleh menjadi susah tetapi harus jadi lebih baik.
Selanjutnya, dalam pergantian pimpinan di PLN hingga datang kepala yang baru yakni Marjon Sinaga yang coba membangun komunikasi untuk selesaikan persoalan dan setelah lakukan pertemuan sebanyak tiga kali akhirnya dicapai kesepakatan menyangkut pengakuan hak atas tanah dan penghargaan yang wajar atas hak ke-11 warga. Dikatakan, dari total ganti rugi Rp2,8 miliar yang harusnya diterima 11 warga disepakati mereka hanya memperoleh 43 persen lebih atau senilai Rp1,240 miliar. Dari jumlah itu karena Rp340 juta lebih sudah diterima sebelumnya maka pada pembayaran kali ini hanya menerima tambahannya senilai Rp900 juta.

Pernyataan Sikap
Pada kesempatan itu, Romo Domi juga membacakan pernyataan sikap 11 pemilik tanah yang pada intinya pertama menyesalkan kerja tim sembilan yang bekerja kurang profesional, bersedia alihkan hak kepada PLN Cabang Flores Bagian Barat setelah transaksi ganti rugi. Junjung tinggi langkah yang diambil JPIC KAE dan SVD demi memperjuangkan hak-hak mereka, demi kepentingan rakyat banyak mau berkorban dan rela menerima ganti rugi yang hanya sebesar 43 persen atau Rp1,4 miliar. Kelima, atau yang terakhir, tidak rela pihak PLN dan negara dirugikan dalam urusan proyek pembangunan PLTU Ropa dan mendesak pihak PLN dan negara untuk melakukan upaya pengembalian uanh negara Rp2,8 miliar dari tangan orang-orang yang tidak berhak.

Belum Bisa Ambil Sikap
Terkait dana Rp900 juta yang dibayar PLN kepada 11 warga itu, Manajer PLN Cabang Flores Bagian Barat, Marjon Sinaga usai penyerahan ganti rugi di ruang kerjanya mengatakan, dana itu bukan dana yang diambil dari pihak yang sebelumnya telah menerima pembayaran dana dari PLN. Dana yang dibayar itu merupakan dana tambahan dari PLN untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam proses pembangunan PLTU Ropa. Ditanya langkah selanjutnya untuk mengembalikan dana Rp2,8 miliar yang telah terlanjut dibayar sebelumnya, Sinaga katakan, pihak PLN belum bisa mengambil langkah menyangkut hal itu. Persoalan itu akan dikaji secara mendalam terlebih dahulu baru PLN bisa mengambil sikap selanjutnya.
Asisten I Setda Ende selaku Wakil Ketua Tim Sembilan mengatakan, dia merasa senang dan gembira karena persoalan yang terjadi akhirnya sudah bisa terselesaikan dalam suasana kekeluargaan dalam perjuangan mengembalikan hak-hak warga. Selama ini, kata dia panitia telah bekerja maksimal dan melakukan untuk yang terbaik namun yang terjadi seperti yang dihadapi. “Manusia punya kelemahan sampai terjadi masalah.” Kepada 11 warga, Seni mengingatkan agar kembali dengan rileks mengingat persoalan sudah diselesaikan dan hendaknya bisa menjalankan tuags sebagai warga yang baik.

Urus Pemecahan Sertifikat
Pada pelaksanaan penyerahan ganti rugi tanah itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ende, Mansur Mberu mengatakan, sertifikat para pemilik tanah Ropa semuanya masih di BRI kecuali sertifikat milik Raimundus Reo. Sertifikat milik Raimundus dinyatakan hilang dan telah dibuat pengumuman. Sertifikat itu, kata dia akan diterbitkan.
Dikatakan, dari semua sertifikat tanah yang ada, tidak semua tanah milik 11 warga dibeli oleh PLN. Untuk itu, bagi sertifikat yang tanahnya tidak semuanya dibeli PLN, akan dilakukan pemecahan oleh BPN. Setelah pemecahan baru sertifikatnya diserahkan kembali kepada pemilik tanah. “Yang dibeli oleh PLN diserahkan sedangkan yang sisanya dikembalikan kepada warga.” Dia juga menjanjikan dalam waktu dua minggu memproses pemecahan sertifikat warga itu.

Perjuangan Tercapai
Paulus Kola, salah satu dari 11 warga penerima ganti rugi mengatakan, dengan dibayarnya ganti rugi ini dia sangat senang dan gembira karena ternyata perjuangan yang dilakukan selama ini bersama warga dibantu romo sudah bisa berhasil. Keberhasilan itu, kata dia juga tidak terlepas dari campur tangan Tuhan dan restu leluhur.
Pada kesempatan pembayaran ganti rugi itu, ke-11 warga penerima ganti rugi tanah dan tanaman setelah menerima uang ganti rugi sebesar Rp5 juta dan sisanya dalam bentuk cek mereka juga langsung membayar sisa angsuran di BRI. Ada beberapa yang sudah dilunaskan sebelumnya namun ada pula yang belum dilunasi sehingga harus melakukan pembayaran. Setelah membayar lunas tunggakan mereka, warga pemilik tanah langsung mendapatkan kembali sertifikat mereka yang selama ini ada di tangan pihak BRI sebagai jaminan.

Tabel Pembayaran Ganti Rugi
No Nama Pemilik Luas (M2) Harga Kesepakatan Sudah Dibayar Belum Bayar Realisasi Akhir
1. Paulus Kola 33.666 408.170.000 - 408.170.000 408.170.000
2. Klara Te’a 7.836 138.050.000 82.000.000 56.050.000 56.050.000
3. LorensWawo 4.568 55.405.000 - 55.405.000 55.405.000
4. Petrus Segi 6.279 79.770.000 53.280.000 26.490.000 26.490.000
5. Raimundus Reo 4.030 49.490.000 10.530.000 38.490.000 38.490.000
6. Maria Ma 3.589 38.960.000 - 38.960.000 38.960.000
7. Leonardus Gaka7.194 95.890.000 - 95.890.000 95.890.000
8. Yoseph Sepu 9.080 110.680.000 17.000.000 93.680.000 93.680.000
9. Simon Sega 5.912 76.990.000 44.500.000 32.490.000 32.490.000
10.Rofimus Mage 7.877 105.410.000 94.006.000 11.404.000 11.404.000
11.Alex Segu 6.202 77.431.000 39.500.000 37.931.000 37.931.000
Total 96.233 1.240.816.000 340.816.000 900.000.000 900.000.000

Uskup Agung Kecewa, Hasil Kerja Polres Ngada Terkesan Jalan di Tempat

* Polda Ambil Alih Penanganan
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Uskus Keuskupan Agung Ende, Mgr. Vinsentius Sensi Potokota menyatakan kekecewaannya atas kinerja Polres Ngada dalam penanganan kasus kematian Romo Faustin Sega, Pr. Berdasarkan pemaparan kapolres Ngada kepada Kapolda NTT laporan tersebut sangat jauh dari harapan dan kematian Romo Faustin dikatakan mengarah kepada kematian wajar.
Hal itu dikatakan Mgr. Vinsentius Sensi Potokota di Istana Keuskupan Ndona, Jumad (20/3) usai bertemu Kapolda NTT. Mgr. Sensi mengatakan, dalam pertemuan dengan Kapolda NTT, disampaikan bahwa berdasarkan pemaparan dari Kapolres Ngada kematian Romo Faustin wajar. “Itu menjadi pertanyaan besar kita.” Namun setelah mendengarkan pemaparan dan fakta yang disajikan, kata Mgr. Sensi, Kapolda kelihatan agak kecewa dengan pemaparan yang disampaikan oleh kapolres Ngada. Kapolda juga berjanji akan mengambil alih penanganan kasus tersebut.

Kecewa Paparan Kapolres
Dikatakan, dalam pertemuan itu, kapolda juga mengakui tidak melihat surat hasil autopsy karena tidak ditunjukan oleh Kapolres. Pemaparan yang disampaikan Kapolres kepada Kapolda adalah hasil kerja dari Reskrim Polres Ngada bukan hasil kerja dari penyidik Polda yang ditugaskan memback up penyidikan kasus tersebut. Kondisi itu, kata Mgr. Sensi mengakibatkan hasilnya masih tetap berjalan di tempat seperti hasil kerja awal Polres Ngada.
Uskup Sensi mengatakan, berdasarkan hasil autopsi yang hasilnya juga diserahkan kepadanya, kesimpulannya menyatakan bahwa kematian Romo Faustin Sega, Pr karena kekerasan menggunakan benda tumpul diindikasikan dengan adanya pendarahan dan retak dan pembengkakakn pada tulang pelipis kiri dan kanan. Selain itu terdapat gejala pembengkakan pada tulang rawan bagian tenggorokan yang diakibatkan tekanan benda tumpul atau cekikan. Seharusnya, kata Mgr. Sensi dari hasil autopsy ini dikembangkan penyelidikan.

Bekerja Objektif
Bertolak dari cerita, fakta-fakta yang ditemukan berdasarkan hasil investigasi tim JPIC Keuskupan Agung Ende, kata Mgr Sensi, Kapolda berjanji akan mengulangi lagi prosesnya. Atas janji itu, Mgr Sensi berharap agar bisa bekerja maksimal, objektif dan jauh dari kepentingan-kepentingan tertentu. Disarankan pula agar dalam proses selanjutnya tidak lagi melibatkan Polres Ngada. Dalam penanganan kasus ini, katanya, tidak bisa alas an keterbatasan fasilitas dan personil dijadikan alas an dalam bekerja. Negara sudah memberikan kewenangan untuk bekerja dan jika tidak mampu maka harus berani nyatakan tidak mampu dan meminta bantuan kepada jajaran yang lebih tinggi.
“Atas nama umat dan lebih khusus kolegial para imam se-Keuskupan Agung Ende kami tidak akan terima kesimpulan-kesimpulan yang dipaparkan Kapolres Ngada. Kami akan terus perjuangkan. Bagi saya paparan kapolres itu premature.”

Meninggal Karena Sakit
Sebelumnya bertempat di ruang kerja Kapolres Ende, AKBP Bambang Sugiarto, kapolda NTT Brigjen Antonius Bambang Suedi mengatakan, berdasarkan hasil autopsy terhadap jenasah Romo Faustin dinyatakan bahwa dia meninggal karena sakit. Tidak ada tindakan kekerasan. Informasi yang sebelumnya menyatakan bahwa dipukul dengan batu dan benda tumul lainnya ternyata tidak terbukti. Tidak ada retak di kepala. Memar yang terjadi, kata Kapolda Suedi terjadi karena dipijat.
Sedangkan adanya gumpalan darah di kepala bagian belakang terjadi karena korban tidur sehingga pada bagia kepala yang menjadi tumpuan saat tidur terjadi pembekuan darah. Karena tidak ada tindak kekerasan dalam kasus ini maka sejumlah tersangka yang lain telah dibebaskan dan tinggal satu tersangka atas nama Theresia Tawa. Dia menjadi tersangka karena meninggalkan korban saat meninggal dan tidak melaporkan kejadian itu. “Jangan lagi direkayasa untuk tindak lagi orang yang tidak bersalah. Saya tidak mau nanti malah terjadi salah tankap.”
Ditanya adanya kemungkinan pergantian atas kapolres Ngada saat ini mengingat banyaknya desakan atas hal itu, Kapolda Suedi mengatakan pergantian seorang kapolres tidak begitu saja dilakukan. Apalagi, kata dia, untuk pergantian seorang Kapolres harus atas persetujaun Kapolri. Lagi pula, katanya, kapolres Ngada selama ini sudah bekerja secara proporsional dalam menangani kasus tersebut.

Polda Ambil Alih
Wakil Kepala Direktur Reserse dan Kriminal Polda NTT, AKBP Yulius Kawengian di Bandara Haji Hasan Aroeboesman mengatakan, setelah bertemu Uskup, kapolda menyatakan akan mengambil alih penanganan kasus ini. Dalam proses ini Polres Ngada mengalami keterbatasan baik fasilitas maupun peralatan sehingga untuk menangani kasus ini polda akan mengambil alih langsung penanganannya. Dikatakan, hasil autopsy yang telah dimiliki akan terlebih dahulu dipelajari dan akan dijadikan petunjuk untuk memproses kasus ini.

Sidang Disiplin Polri Kasus Ronalzie Tunggu Keputusan Pengadilan

* Dimutasikan ke Polda NTT
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Setelah ditangkap dan diproses hukum, mantan Kabag Ops Polres Ende, Kompol Ronalzie belum menjalani sidang disiplin dan kode etik Polri. Pelaksanaan sidang disiplin dan kode etik itu baru dilaksanakan setelah adanya keputusan sidang dari pengadilan terhadap proses hukum kasus tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Antonius Bambang Suedi di ruang Kapolres Ende, jumad (20/3). Kapolda Suedi mengatakan, dalam penanganan kasus Kompol Ronalzie, memang sampai sekarang belum digelar sidang disiplin dan kode etik Polri. Hal itu karena sampai saat ini belum ada hasil sidang pidana yang dikelaurkan oleh pengadilan yang menyidangkan kasus ini.
Dikatakan, jika pengadilan sudah menjatuhkan vonis atau putusan terhadap dia maka akan langsung digelar sidang disiplin dan kode etik di Polda NTT. “Saya yang akan pimpin langsung sidang itu.” Menurut kapolda Suedi, jika nantinya putusan pengadilan menyatakan bahwa dia harus dihukum penjara maka akan dipenjara di Ende. “Kan lokus de lictinya ada di sini (Ende).”
Ditanya apakah pelaku perjudian Kompol Ronalzie akan dipecat dari keanggotaan Polri, Kapolda Suedi katakan, soal dipecat atau tidak tergantung pada hasil putusan hukum dalam sidang pidana di pengadilan. Namun, kata dia, biasanya dalam kasus-kasus seperti ini hukumannya paling tidak lebih dari lima tahun sehingga pelaku tidak sampai dipecat.

Dimutasi ke Kupang
Saat ini, kata kapolda Suedi, Kompol Ronalzie untuk sementara dimutasikan ke Kupang. Namun, katanya selama di Kupang yang bersangkutan tidak mendapatkan jabatan. Hal itu, kata dia sebagai bentuk tindakan terhadap yang bersangkutan.
Terkait masih menyangkalnya pelaku atas tuduhan terlibat bermain judi, kapolda Suedi katakan, hal itu merupakan hak dia. Setiap orang yang sudah berbuat salah tidak mungkin mengakui perbuatannya. Kendati menyangkal, katanya tetapi polisi tidak perlu mengejar penyangkalan itu karena sudah ada saksi yang menyatakan dia terlibat main judi. “Haknya dia tidak mau mengaku. Sudah main judi ditangkap malah marah-marah dia.”

Contoh Soal
Dikatakan, apa yang terjadi terhadap Kompol Ronalzie merupakan contoh soal bagi semua anggota Polri di lingkup kerja Polda NTT. Hal itu diharapkan tidak lagi terjadi dikalangan anggota yang lain. “Kasus ini ada bagusnya agar yang lain tidak berbuat begitu.” Sebagai penegak hukum, katanya, aparat diimbau untuk tidak melakukan hal seperti itu.

Pub dan Karoke Pantai Bitta Hangus Terbakar

* Kerugian Diperkirakan Mencapai Rp200 Juta
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Pub dan Karoke Pantai Bitta (Bitta Beach) yang terletak di bibir pantai Bitta Kelurahan Mautapaga Kecamatan Ende Timur pada Minggu (24/1) dini hari hangus terbakar api. Seluruh barang dan perlengkapan sound system yang ada di tempat hiburan itu tidak ada yang berhasil diselamatkan. Satu-satunya barang yang masih bisa diselamatkan adalah mesin genset yang telah dibawa pemiliknya kembali ke rumah.
Pantauan Flores Pos di lokasi kebakaran pada Minggu pagi lalu, bangunan yang selama ini menjadi satu-satunya tempat hiburan malam di Kota Ende rata tanah. Yang tersisa hanya satu bangunan yang letaknya berdampingan. Sedangkan bangunan yang merupakan ruangan hall tinggal puing-puing di atas pondasi bangunan. Bangunan tersebut selama ini dikontrak oleh Bob Matutina senilai Rp30 juta per tahun yang digunakan sebagai lokasi hiburan malam.
Anselmus Nahak, salah seorang pekerja di tempat hiburan tersebut saat ditemui di lokasi kebakaran, Minggu pagi mengatakan, pada malam Minggu itu mereka tutup lebih awal yakni pada pukul 02.00 karena tamu sudah sepi. Setelah ditutup mereka tidak langsung tidur tapi masih berbenah dan mengatur ruangan. Mereka baru mulai tidur sekitar pukul 03.00. Di lokasi pada waktu kejadiuan hanya dia dan salah seorang pekerja lainnya Marselinus Ria yang biasa dipanggil La’i. La’i tidur di kamar depan sedangkan dia tidur di kamar belakang. Saat sedang tidur, La’i datang membangunkannya dan menyampaikan bahwa ada kebakaran. “Saat itu api sudah membesar. Sudah sampai di bagian tengah.”

Menyelamatkan Diri
Melihat api sudah membesar dan mencapai bagian tengah mereka menjadi panik dan berupaya melarikan diri keluar dari gedung untuk menyelamatkan diri. Karena panik, mereka tidak sempat berpikir untuk menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam gedung. Mereka berdua langsung berlari ke luar dan hanya bisa menyelamatkan sebuah mesin genset.
Kebakaran, kata dia terjadi sekitar pukul 03.30 dan terjadi begitu cepat. Hanya dalam waktu 20 menit api sudah membakar habis seluruh gedung dan isinya. Cepatnya api membakar gedung, kata dia kemungkinan karena mengikuti arus listrik. Selain itu begitu cepat terbakar karena gedung tersebut dibangun dengan dinding dari anyaman bamboo dan atapnya dari daun alang-alang dilapisi dengan seng. “Api menyala begitu cepat. Tidak sampai setengah jam sudah habis terbakar.”

Turut terbakar Satu Sepeda Motor
Dikatakan, dalam kebakaran itu turut terbakar pula satu unit sepeda motor milik salah seorang pengunjung. Motor tersebut oleh pemiliknya dititipkan karena macet. Motor tersebut tidak bisa diselamatkan.
Marselinus Ria alias La’i mengatakan, saat kejadian dia sedang tidur di kamar depan. Namun saat itu dia merasa udara sangat panas. Karena panas dia merasa sangat terganggu dan tidak bisa tidur. Dia belum menyadari bahwa saat itu ruangan hall sudah mulai terbakar. Karena kepanasan dia akhirnya terbangun dan baru menyadari kalau terjadi kebakaran. Saat keluar dari kamar dia melihat api sudah menjalar sampai ke tengah pada bagian atas. Api menjalar begitu cepat sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam ruangan. Mereka langsung berupaya menyelamatkan diri.

Rugi Rp200 Juta
Pemilik tempat hiburan Pantai Bitta, Bob Matutina di kediamannya di Lorong Solavide, Kelurahan Onekore, Minggu mengatakan, seluruh barang yang ada di dalam gedung tidak ada yang diselamatkan. Terdapat proyektor senilai Rp22 juta dan perlengkapan sound sistem di dalam ruangan, bir 15 dos dan dua unit kulkas dan satu boks tidak bisa diselamatkan. Satu-satunya barang yang bisa diselamatkan adalah mesin genset yang sudah dipindahkan ke rumah. Taksasi kerugian sementara, kata dia bisa mencapai Rp200 juta jika dihitung seluruh peralatan dan perlengtkapan yang ada di dalam gedung dan gedung yang terbakar.

Tegar Hadapi Bencana
Dikatakan, kebakaran yang terjadi sebenarnya tidak perlu disesali. Semua itu, menurutnya adalah rencana Tuhan bagi dia dan keluarganya. Namun, kata dia, kebakaran yang terjadi tidak membuat surut usahanya di bidang hiburan malam itu. Dia bahkan merencanakan dalam waktu dekat akan kembali eksis dalam usahanya itu. Soal lokasi, kata dia masih dipikirkan apakah menggunakan lokasi di tempat lain atau pindah dan beroperasi di rumah kediamannya saat ini.
Soal sebab-sebab kebakaran sampai saat ini masih dalam pemyelidikan polisi. Ada dugaan, terbakarnya tempat hiburan tersebut karena disengaja pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan Bob Matutina. Namun dugaan itu belum bisa dibuktikan. Kapolres Ende, AKBP Bambang Sugiarto saat dihubungi per telepon belum bisa memberikan informasi terkait kebakaran itu. Dia meminta agar pada Selasa (27/1) baru Flores Pos bertemu langsung dengannya.

Tembok Penyokong Jalan Runtuh, Jalur Ende-Maumere Nyaris Putus


* Jalur Utara Butuh Perhatian
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Jalur jalan Ende-Maumere tepatnya di kilometer (KM) 12 Desa Ndungga Kecamatan Ende Timur nyaris putus. Hal itu diakibatkan karena tembok pernyokong sepanjang lebih kuang 15 meter runtuh dan mengakibatkan ruas jalan sepanjang 15 meter dan lebar lebih kuang tiga meter mengalami rusak total. Pada jalur ini jika tidak secepatnya diantisipasi bisa menimbulkan runtuhan yang semakin melebar dan merusak badan jalan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran arus lalulintas jalur Ende-Maumere menjadi terputus.
Frans Mani, warga Desa Ndungga Kecamatan Ende Timur di lokasi runtuhan, Sabtu (17/1) mengatakan, runtuhnya tembok penyokong di jalan tersebut terjadi pada hari Kamis (15/1) sekitar pukul 16.00. saat terjadinya runtuhan, hujan sedang turun dengan lebatnya. Dikatakan, runtuhan yang terjadi memang tidak memakan korban karena pada saat terjadi tidak ada kendaraan yang sedang melintas di jalur tersebut.

Rusak Tanaman Warga
Hanya saja, kata Mani, runtuhan tembok penyokong yang merusak badan jalan itu telah merusak tanaman milik warga seperti kemiri dan bambu. ”Kejadian ini tidak ada korban jiwa. Tapi sudah merusak kemiri dan bambu yang ditanam warga.”
Terkait runtuhnya tembok penyokong, Mani tidak melihat itu sebagai akibat dikerjakan asal jadi. Menurut dia, runtuhnya tembok itu diakibatkan karena temboknya sudah berusia tua. Lagi pula selama ini jalur jalan itu banyak dilewati kendaraan jenis fuso dengan muatan yang berat sehingga ikut berpengaruh terhadap runtuhnya tembok penyokong. Dia juga memperkirakan, runtuhnya tembok penyokong terjadi karena pada tahun 2008 lalu saat dilakukan penggusuran di lokasi tersebut batu-batu besar yang digusur diguling ke jurang melewati tembok itu. Batu-batu besar tersebut menurut dia ikut membuat tembok penyokong menjadi rapuh dan akhirnya runtuh.

Cepat Diperbaiki
Atas kerusakan ini, Mani berharap agar secepatnya disikapi oleh pemerintah melalui dinas teknis terkait. Jika tidak diatasi secepatnya, dia khawatir runtuhan akan terus terjadi dan kerusakan badan jalan tidak dapat dihindari lagi. Menurut dia, pekerjaan yang harus dilakukan segera adalah membangun tembok penyokong baru agar tidak lagi terjadi runtuhan.
Pantauan Flores Pos di lokasi kejadian pada Sabtu tembok penyokong di jalur jalan tersebut runtuh sepanjang 15 meter. Akibatnya jalan juga mengalami kerusakan sepanjang 15 meter lebih dengan lebar lebih kurang tiga meter. Badan jalan yang tersisa yang masih bisa dilintasi kendaraan hanya sekitar lebih kurang tiga meter. Jika terus dilintasi maka runtuhan bisa saja kembali terjadi mengingat di beberapa titik sudah terjadi retakan yang bisa pecah sewaktu-waktu.
Selain runtuhan di KM 12, longsoran juga terjadi di KM 22. di Desa Dile Kecamatan Detusoko. Pada jalur jalan Ende-Maumere ini longsoran berupa material batu menutupi separuh badan jalan. Longsoran terjadi sejak hari Senin namu masih berupa longsoran kecil. Longsoran besar sampai menutup separuh badan jalan baru terjadi pada hari Jumad (16/1).

Minta Uang
Beberapa pemuda terlihat berada di lokasi. Namun tidak ada aktifitas membersihkan badan jalan. Mereka malah memanfaatkan kesempatan itu untuk mengumpulkan uang dari pengguna jalan baik pengendara sepeda motor maupun bus dan truk yang melintas di jalur tersebut. Salah seorang pengguna jalan, Rudi mengatakan jika pemerintah tidak secepatnya menggusur longsoran itu maka bukan tidak mungkin aksi meminta-minta uang dari pengguna jalan akan terus berlanjut. Untuk itu dia meminta kepada pihak terkait untuk secepatnya menggusur jalur yang longsor agar lalulintas tidak terhambat dan tidak lagi terjadi pemalakan liar di jalan yang bisa meresahkan para pengguna jalan.

Jalur Utara Nyaris Putus
Sementara itu dari wilayah utara Ende, anggota DPRD Ende dari Fraksi PDI Perjuangan, Yustinus Sani yang sedang melakukan perjalanan ke Kota Baru melaporkan, trans utara di jalur Ndondo-Maumere terancam putus akibat hujan yang turun dua hari terakhir yakni Kamis-Jumad. Badan jalan terkikis air hujan dan menjadi kecil. Di jalur jalan yang terkikis telah membentuk alur air yang sangat membahayakan pengguna jalan. ”Kalai dipaksakan untuk melintas bisa menimbulkan kecelakaan.”
Calon anggota DPRD Ende nomor urut satu dari daerah pemilihan Ende IV ini meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera turun melakukan perbaikan. Jika tidak cepat diperbaiki, kata Sani bukan tidak mungkin jalur jalan itu akan semakin rusak dan jalur trans utara Ndondo-Maumere bisa terputus. Selain itu, jika dibiarkan dan masyarakat tetap menggunakan mengingat tidak adanya jalur alternatif lain maka kecelakaan bisa terjadi.
Jalur ini, kata dia membutuhkan perhatian dan penanganan serius dinas teknis. Mengingat setiap tahun selain rusak akibat hujan jalur jalan trans utara juga sering mengalami kerusakan akibat abrasi. Untuk itu, dinas teknis selain memperbaiki jalan yang rusak perlu pula memikirkan upaya mengatasi abrasi. ”Salah satu caranya dengan bangun tembok pengaman di sepanjang pantai. Kalau tidak abrasi bisa membuat jalan semakin rusak dan sempit.”