09 April 2008

KP3Laut Ende Gagalkan Pemberangkatan TKW Ilegal

Asal Manggarai Tujuan Malaysia Barat
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Kantor Polisi Pengawasn perairan dan Laut (KP3L) Ende pada Rabu (2/4) kemarin berhasil menggagalkan pemberangkatan delapan tenaga kerja wanita (TKW) asal kabupaten Mangarai tujuan Malaysia Barat. Mereka ditangkap saat hendak memasuki pintu Pelabuhan Ipi guna menumpang KM Awu tujuan Kupang. Para TKW tersebut kemudioan diserahkan ke Reskrim Ende dan telah dipulangkan ke daerah asal.
Kepala KP3L Ende, Aiptu A. Kadir Hadji di Kantor KP3L Ende, Kompleks Pelabuhan Ipi, Kamis (3/4) mengatakan, delapan TKW asal Manggarai itu hendak masuk melalui pintu masuk pelabuhan. Saat melihat mereka berjalan masuk secara bergerombol dia mencurigai dan memanggil mereka guna ditanyai.
Saat ditanyai soal tujuan mereka, kata Kadir Hadji, mereka menjawab bahwa mereka hendak ke Kupang dan mau ke Malaysia. Mendengar bahwa mereka mau ke Malaysia, dia lalu menanyai dokumen keberangkatan mereka seperti surat jalan, surat persetujuan dari wali/orangtua dan surat pelepasan dari Dinas Nakertrans. Mereka pada saat itu tidak dapat menunjukan surat-surat yang diminta tersebut. Bahkan, kata dia, ada dua orang dari delapan orang itu tidak memiliki KTP.
Dikatakan, dari pengamatan sepintas, dia mencurigai kalau usia delapan TKW asal Mangarai itu sebenarnya tidak sesuai usia yang tertera pada kartu tanda penduduk yang mereka miliki. Sebenarnya, dari perawakan mereka usia TKW tersebut masih di bawah 17 tahun. “Tapi kita tidak bisa bilang usia mereka di bawah umur karena di KTP mereka kelahiran tahun 1986 dan 1987.”

Diserahkan ke Polres
Setelah melakukan pemeriksaan dan diamankan, delapan TKW tersebut kemudian diserahkan ke Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ende untuk proses lebih lanjut. Tiket yang telah mereka beli sebanyak dua tiket dikembalikan ke petugas sedangkan enam TKW lainnya belum memiliki tiket.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ende, Iptu Mujianto di ruang kerjanya, Kamis membenarkan adanya pengamanan tenaga kerja wanita asal manggarai tersebut. Hanya dia mengatakan, jumlah TKW yang diamankan bukan delapan tetapi lima orang. Kelima TKW yang diamankan masing-masing, Yul Fiani Mia, Yolensi Nganggu, Selvi Tuti Ana Lolan, Veronika Nendong dan Sriani Ruang.

Miliki Dokumen
Dikatakan, setelah diperiksa intensif, kelima TKW asal Manggarai tersebut ternyata memiliki dokumen lengkap seperti surat pelepasan dari orangtua, surat eterngan dari lurah/kepala desa dan KTP. Surat yang tidak dimiliki para TKW yakni surat pengantar dari Dinas Nakertrans yang belum ditandatangani oleh kepala dinas.
Mujianto mengatakan, saat para TKW diamankan petugas KP3L, dokumen para TKW lengkap dan hanya surat pelepasan dari dinas yang masih diurus oleh koordinator para TKW, Tesa Pastika. Para TKW ini direkrut oleh Koordinator Wilayah PT Bina Karya Welasti yang berkedudukan di Ruteng, Kecamatan Langke Rembong. Tujuan pemberangkatan para TKW adalah ke Malaysia Barat untuk dipekerjakan menjadi tenaga penatalaksana rumah tangga atau pembantu rumah tangga.

Dipulangkan
Setelah diperiksa dan koordinatornya dipanggil, kata Mujianto, para TKW tersebut telah dipulangkan ke Manggarai. Mereka dipulangkan menumpang mobil travel yang diurus langsung oleh koordinator yang merekrut mereka. Sebelum dipulangkan, para TKW tersebut terlebih dahulu diberikan pembinaan dan sosialisasi. Dikatakan, kepada para TKW diingatkan untuk waspada agar tidak mudah tertipu dan tidak mengulang kejadian yang pernah menimpa TKW asal TTS Nirmala Bonat yang disiksa majikannya di Malaysia beberap waktu lalu. Selain itu, kepada mereka diminta untuk tidak mudah kepada perusahaan pengerah tenaga kerja (PJTKI) yang merekrut mereka tetapi harus terlebih dahulu mencaritahu keberadaan dari PJTKI yang akan membawa mereka. Hal itu kata Mujianto dilakukan demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

Anggota DPRD Ende Antonius Yohanes Bata mengatakan kejelian pihak KP3 Laut Polres Ende kepada para TKW ini perlu diberi apresiasi. Polisi berpihak pada masyarakat. Secara positif katanya, KP3 Laut tidak menghendaki para TKW kita menjadi bulan-bulanan di negeri orang. Arie bersyukur bahwa mereka diamankan masih di wilayah berdekatan. Karena jika tidak, jika sudah keluar dengan tidak memiliki kelengkapan ini para TKW akan dicambuk dan masuk bui. Kondisi Ini mencegah hukuman lanjutan di negeri orang dan dia mengingatkan bahwa diplomasi secara nasional sangat lemah.
Dia mengimbau kepada PJTKI untuk tidak gegabah memberangkatkan TKW sebelum administrasinya benar-benar lengkap. Hal itu, kata Aries mengingat dampaknya sangat besar dari tidak lengkapnya dokumen seperti itu. Jika administrasi semua terpenuhi, kerja di negeri orang tidak ada masalah, para pekerja dapat bekerja dengan nyaman. Sebaliknya jika tidak memiliki kelengkapan dokumen, kerja tidak nyaman karena selalu dikejar-kejar pihak keamanan.
Dia juga mengatakan dalam meminimalisir timbulnya permasalahan terhadap TKW, harus ada koordinasi antara PJTKI dan TKW itu sendiri. Artinya TKW menyiapkan segala biaya untuk administrasi dan PJTKI harus melengkapi dokumen-dokumen administrasi tersebut sehingga dalam perjalanannya tidak menimbulkan masalah. Selain oordinasi dengan PJTKI permasalahan ini juga harus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah diharapkanm enyiapkan lapangan pekerjaan dengan upah yang layak. “Mengapa orang mau pergi jadi TKW? Pertanyaan ini harus menjadi perhatian kita terutama pemerintah. Siapkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan yang layak, agar masyarakat kita jangan sampai pergi ke negeri orang.“

Kerugian Materil Akibat Bencana Alam di Ende Rp24 Miliar

Belum Semua Kerusakan Dihitung
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Akibat bencana alam yang terjadi di Kabupaten Ende sejak bulan Desember 2007 hingga akhir Februari 2008, kerugian materil yang diakibatkan ditaksasi mencapai Rp24 miliar lebih. Namun total kerugian ini masih bersifat sementara mengingat masih banyak kerusakan terutama prasarana jalan yang belum dihitung total kerugiannya dan saat ini masih dilakukan pendataan.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Ende, Gati Gabriel di ruang kerjanya, Selasa (18/3). Dikatakan, data kerugian bencana itu bersumber dari hasil pendataan yang dilakukan Bagian Pembanguna, data dari Badan Kesbanglinmas dan laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan selama terjadinya bencana alam banjir, angin kencang, tanah longsor sejak Desember 2007-Februari 2008.
Dikatakan, bupati juga telah menghimbau dinas teknis untuk melakukan pendataan terhadap kerusakan yang terjadi di lapangan dan menghitung kerugian akibat kerusakan yang ada. Jika semua data telah terhimpun, kata Gati Gabriel, data-data kerusakan dan total kerugian yang ada akan dikirim ke gubernur.

Harapkan Bantuan
Pengiriman data kerusakan dan total kerugian yang dialami itu, kata Gati Gabriel diharapkan pemerintah provinsi dapat menindaklanjuti dengan memberikan bantuan guna penanggulangan kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana tersebut. Dikatakan, sebelum bantuan provinsi diturunkan, pemerintah daerah telah berupaya memberikan penanganan terhadap kerusakan akibat bencana menggunakan dana APBD. Bantuan dari provinsi diharapkan dapat dikucurkan secepatnya agar jangan sampai kerusakan yang ditimbulkan bencana terdahulu akhirnya menjadi semakin parah jika nantinya terjadi bencana susulan. “Kita tidak tahu kondisi alam ke depannya seperti apa.”
Kerusakan-kerusakan ringan, kata Gati Gabriel, telah diarahkan oleh bupati agar kerusakan-kerisakan ringan tersebut untuk sementara diatasi menggunakan dana tanggap darurat. Namun penanganannya tidak maksimal karena keterbatasan dana sehingga beberapa kerusakan diperbaiki apa adanya agar bisa dimanfaatkan masyarakat.
Dia mengatakan, dana tanggap darurat sejauh ini belum diketahui besarannya karena langsung dialokasikan kepada dinas-dinas teknis yangada.
Staf Bagian Pembangunan Achmad Kota mengatakan, Bagian Pembangunan saat ini tengah melakukan pendataan kerusakan dan membuat perhitungan total kerugian. Kerusakan yang paling banyak yang belum terdata yakni kerusakan pada sarana jalan dan jembatan karena untuk menghitung total kerugiannya mebutuhkan tenaga teknis yang tahu persis secara teknis kerugian yang timbul dari kerusakan jaland an jembatanyang ada.
Dari data yang dihimpun Bagian Pembangunan, kerusakan yang terjadi masing-masing, Kecamatan Ende Selatan berupa, kerusakan bangunan SDK Puufeo, kerugian masih dihitung, tanaman pertanian berupa jagung kerugian Rp4,5 juta, pisang 1000 hektar Rp50 juta. Kerusakan perumahan akibat angin kencang total kerugian Rp735 juta. Ende Tengah, kerusakan perumahan akibat angin kencang total kerugian Rp30 juta. Ende Timur kerusakan padi tujuh hektar kerugian Rp45 juta, jagung 10 hektar kerugian Rp245 juta, pisang 1500 rumpun kerugian Rp37,5 juta. Ende Utara, kerusakan badan jaan sepanjang 35 meter kerugian sebesar Rp500 juta, kerusakan jagung 10 hektar kerugian Rp45 juta, pisang kerugian Rp50 juta, ubi kayu tujuh hektar kerugian Rp105 juta. Kerisakan perumahan total kerugian Rp120 juta, kerusakan gedung SDI Barai 2 kerugian Rp2 juta. Total kerugian hanya untuk empat kecamatan dalam wilayah Kota Ende telah mencapai Rp1,969 miliar. Kecamatan Ende total kerugian mencapai Rp477 juta akibat keruksan padi ladang, jagung dan ubi kayu. Kecamatan Nangapanda, total kerugian Rp 632,5 juta, Maukaro banyak jalan yang rusak dan belum dilakukan taksasi kerugian, sedangkan kerusakan padi, jagung dan pisang mencapai total kerugian Rp623,5 juta. Maurole longsoran tebing, abrasi, banjir dan kerusakan tembok penyokong total kerugian Rp1,5 miliar dan sudah ditangani Rp500 juta menggunakan dana tanggap darurat.
Kota Baru, perumahan yang rusak total kerugian Rp45 juta. Wewaria banyak tanggul rusak, bronjong pengaman rusak dan jga kerusakan jaringan irigasi. Total kerugian masih dalam perhitungan. Sedangkan kerusakan tanaman pertanian mengakibatkan kerugian sebesar Rp1,035 miliar dan kerusakan perumahan total kerugian Rp180 juta. Di Kecamatan Detusoko, kerusakan tanaman pertanian, perumahan dan fasilitas umum ditaksasi mencapai kerugian Rp1,853 miliar. Wolowaru kerusakan tanaman pertanian dan perumahan mencapai kerugian Rp1,848 miliar. Wolojita mengalami kerusakan tanaman pertanian dengan total kerugian mencapai Rp531 juta.
Detukeli total kerugian akibat longsoran tebing dan tanaman pertanian total kerugian mencapai mencapai Rp7,036 miliar. Lio Timur akibat kerusakan tanaman pertanian dan perumahan mengalami kerugian Rp1,228 milir. Ndori akibat rusaknya tembok penahan [antai akibat abrasi mengalami kerugian Rp1 miliar. Pulau Ende, total kerugian Rp470 juta, Kelimutu akibat kerusakan jalan dan hanutnya jembatan, kerusakan tanaman pertanian dan kerusakan perumahan total kerugian mencapai Rp651 juta. Ndona Timur terdapat total kerugian Rp707,5 juta akibat kerusakan tanaman pertanian dan terjadi longsor dan reruntuhan tembok penyokong.
Dari 20 kecamatan tersebut, Kecamatan Ndona belum memasukan data kerusakan dan total kerugian yang dialami selama terjadinya bencana alam Desember-Februari yang lalu.